Menu
in ,

Developer Optimistis Sektor Properti Pulih di Tahun 2021

Developer PT Alam Sutera Optimistis Sektor Properti Pulih di Tahun 2021

FOTO : IST

Pajak.com, JakartaIndustri properti merupakan salah satu sektor yang paling terpuruk saat pandemi Covid-19. Namun, PT Alam Sutera Realty Tbk optimistis industri properti di Indonesia mampu bangkit di tahun 2021. Presiden Direktur Alam Sutera Realty Joseph Sanusi Tjong mengatakan, menurunnya tingkat positif dan vaksinasi Covid-19 diyakini akan mendorong masyarakat untuk kembali produktif. Indikator itu tentu sangat berpengaruh pada peningkatan penjualan properti di tahun kerbau emas ini.

Tumbuhnya pasar properti juga tidak lepas dari peran pemerintah dalam memberikan stimulus. Bank Indonesia (BI) mengeluarkan kebijakan 7-days reverse repo rate; kementerian keuangan memberi kebijakan gratis pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 100 persen untuk pembelian rumah tapak dan rumah susun dengan harga jual maksimal Rp 2 miliar per unit. Keyakinan Joseph juga berangkat dari tingginya jumlah keluarga baru (usia produktif) Indonesia yang membutuhkan rumah.

“Industri properti sangat dipengaruhi demand and supply. Jadi sisi demand itu bisa diciptakan dengan tingkat suku bunga, jadi positif. Kalau ada pertumbuhan ekonomi, demand juga nambah. Kalau ada pembentukan keluarga, urbanisasi, juga nambah (demand). Tersedianya KPR (kredit pemilikan rumah) itu demand juga nambah. Nah memang karena insentif yang banyak dari pemerintah, kita melihat industri properti positif,” kata Joseph dalam acara Ellen May Live Show bertajuk Pertumbuhan Sektor Properti di Tahun 2021.

Oleh karena itu, menurutnya, hujan stimulus di tengah pandemi seharusnya menjadi momentum bagi masyarakat untuk membeli properti. Selain itu, properti memiliki nilai jangka panjang dan tinggi, bahkan menjadi asuransi terhadap inflasi.

Namun, industri properti menghadapi tantangan dari sisi supply atau penawaran. Seharusnya, supply dipengaruhi oleh produk baru yang dibuat oleh developer. Akan tetapi, pada kondisi krisis, supply justru berasal dari masyarakat yang ingin menjual rumahnya karena membutuhkan uang. Siklus ini dapat memengaruhi siklus harga properti.

“Karena masyarakat sedang membutuhkan uang. Jadi menjual rumah atau propertinya dengan harga diskon. Kenapa tidak developer? karena mereka masih belum berani (membangun produk baru). Kalau pun berani (membangun) waktunya sangat panjang. Misalnya, Alam Sutera mau membuat perumahan atau apartemen, masa desain, perizinan, konstruksi, sampai pembangunan itu memakan waktu 4-5 tahun,” ungkap Joseph.

Kendati demikian, tantangan itu akan mudah diatasi seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang kian membaik. Alam Sutera Realty menargetkan penjualan properti tahun 2021 sebesar Rp 3,2 triliun atau 15 persen lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu. Adapun pada kuartal I/2021 kinerja penjualan sudah mencapai Rp 590 miliar atau 20 persen dari target.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version