in ,

Chatib Basri Berharap Pemulihan Ekonomi Tak Berpola K

Sementara itu, untuk negara berkembang yang umumnya memiliki masalah terhadap akses vaksinasi dan protokol kesehatan, kemungkinan pola pemulihan ekonominya membentuk huruf L; swoosh atau logo Nike; pola huruf W. Pola L memungkinkan suatu negara memiliki pertumbuhan ekonomi yang stagnan. Untuk swoosh, pola pemulihan ekonomi di suatu negara yang sempat melandai, kemudian meningkat kembali.

“Untuk pola W, biasanya negara mengalami pemulihan ekonomi dengan kurva pertumbuhan yang sempat meningkat, namun kembali menurun dan selanjutnya naik lagi. Pola ini diperkirakan terjadi di Indonesia yang pada kuartal II berhasil mengejar pertumbuhan positif 7,07 persen, sehingga negara keluar dari jurang resesi. Namun, pada kuartal III akan kembali drop karena peningkatan kasus akibat varian baru delta. Masalahnya kita lambat dalam hal ini karena suplai dan distribusi yang terbatas. Makanya harus ada skenario kita akan hidup seperti ini sampai herd immunity tercapai,” jelas Dede.

Baca Juga  BPK Minta Pemerintah Terus Tingkatkan Kualitas APBN

Di tengah ancaman penurunan ekonomi pada kuartal III-2021, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia ini mengusulkan agar pemerintah dapat memberi jaminan bantuan sosial kepada 40 juta keluarga dengan nilai Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta, dengan total kebutuhan anggaran Rp 180 triliun untuk tiga bulan. Seperti diketahui, saat ini pemerintah hanya memberikan bantuan sosial Rp 300 ribu per kepala keluarga.

Selain itu, pemerintah juga perlu fokus pada sektor ekonomi informal atau usaha mikro kecil menengah (UMKM). Hal ini mencegah terjadinya pola pemulihan huruf K.

Ditulis oleh

Baca Juga  Pemerintah dan WRI Indonesia Susun Peta Jalan Dekarbonisasi Industri Nikel

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *