Namun, ternyata tidak semua perusahaan setuju dengan sistem remote working. Perusahaan besar seperti Goldman Sachs dan JPMorgan, misalnya, ingin karyawan-karyawannya kembali kerja penuh waktu di kantor. Menurut kedua perusahaan itu, bekerja dari rumah membuat pekerjaan jadi kurang produktif. Mereka memandang, interaksi tatap muka lebih baik bagi karyawan dalam untuk berkolaborasi. Goldman Sachs bahkan baru saja mengumumkan kenaikan gaji sebesar 30 persen untuk merekrut karyawan baru seiring dengan keinginan kuatnya mengembalikan karyawan kerja penuh waktu di kantor.
Melihat fenomena itu, peneliti menyarankan agar pengambil kebijakan di perusahaan mengenali realitas pasar tenaga kerja baru dan bisa beradaptasi. Memerintahkan karyawan kembali ke kantor untuk bekerja secara penuh berisiko adanya penyerbuan bakat terbaik ke saingan yang menawarkan pengaturan kerja hybrid.
Solusinya, perusahaan bisa mempekerjakan karyawan, yakni dengan cara tiga hari kerja dari kantor dan dua hari kerja dari rumah, seperti yang dilakukan Apple. Namun demikian, setiap perusahaan disarankan untuk bisa menemukan model hybrid yang tepat sesuai nilai organisasi di perusahaan masing-masing.
Comments