BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 Dikirsaran 4,7 hingga 5,5 Persen
Pajak.com, Jakarta – Bank Indonesia (BI) proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada dikisaran 4,7 hingga 5,5 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, berbagai indikator terkini termasuk hasil survei BI menunjukkan bahwa, kegiatan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2024 berjalan baik. Sebagaimana tercermin pada keyakinan konsumen yang tinggi, penjualan eceran yang positif, serta impor barang modal dan penjualan semen yang meningkat.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan perlu didorong agar lebih tinggi,” kata Perry dalam konferensi pers pada Rabu (18/9).
Perry menjelaskan bahwa, investasi di Indonesia saat ini terus tumbuh, khususnya investasi bangunan sejalan dengan tahapan finalisasi operasional Ibu Kota Nusantara (IKN) dan penyelesaian berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN).
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga tetap terjaga, khususnya untuk kelas menengah ke atas. Ekspor non-minyak dan gas (migas) tetap baik sehingga turut menopang pertumbuhan ekonomi.
Belanja pemerintah yang diperkirakan meningkat pada akhir tahun diharapkan dapat juga menopang permintaan domestik.
Menurut Perry, ke depan ada berbagai upaya yang akan terus ditempuh untuk mendorong pertumbuhan, baik dari sisi permintaan maupun dari sisi penawaran. “Untuk itu, BI akan terus memperkuat bauran kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi agar lebih tinggi, bersinergi erat dengan kebijakan stimulus fiskal pemerintah,” jelasnya.
Sedangkan, dari sisi penawaran, kebijakan reformasi struktural perlu terus diperkuat untuk meningkatkan produktivitas dan memperkuat struktur pertumbuhan ekonomi, termasuk sektor ekonomi yang dapat menyerap tenaga kerja dan memiliki nilai tambah yang tinggi.
Inflasi Indonesia Tetap Terjaga
Perry menjelaskan bahwa, inflasi domestik tetap rendah dan terjaga dalam kisaran sasaran 2,5±1 persen. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat rendah di seluruh komponen sehingga mencapai 2,12 persen year on year (yoy) pada Agustus 2024.
Sedangkan, inflasi inti tercatat sebesar 2,02 persen yoy, sementara inflasi volatile food (VF) terus menurun menjadi 3,04 persen yoy, dari level bulan sebelumnya 3,63 persen yoy. Penurunan inflasi VF tercatat di sebagian besar wilayah Indonesia, didukung oleh peningkatan pasokan pangan seiring berlanjutnya musim panen, serta eratnya sinergi pengendalian inflasi dari Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Ke depan, kata Perry, BI meyakini inflasi IHK tetap terkendali dalam sasarannya. Inflasi inti diperkirakan terjaga seiring ekspektasi inflasi yang terjaga dalam sasaran, kapasitas perekonomian yang masih besar dan dapat merespons permintaan domestik, imported inflation yang terkendali.
“Sejalan dengan kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah BI, serta dampak positif berkembangnya digitalisasi,” jelasnya.
Comments