in ,

4 Fokus Indonesia Hadapi Tantangan Perekonomian Global 2023

4 Fokus Indonesia
Foto: Dok. Kemenkeu

4 Fokus Indonesia Hadapi Tantangan Perekonomian Global 2023

Pajak.com, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, Indonesia mampu melalui berbagai tantangan di tahun 2022 dengan sangat baik yang ditunjukkan dengan pemulihan ekonomi yang kuat, pandemi COVID-19 yang terkendali, dan kegiatan masyarakat sudah mulai pulih. Prestasi inilah yang menjadi bekal bagi Indonesia memasuki tahun 2023 dengan optimisme. Namun, Sri Mulyani mengingatkan agar pencapaian ini tidak membuat Indonesia berpuas diri. Ia pun membeberkan 4 fokus Indonesia di tahun 2023 dalam menyiapkan dan menata diri menghadapi tantangan-tantangan perekonomian global.

“Tahun 2023 ditandai dengan situasi di mana perekonomian dunia trennya melemah. Ini karena berbagai faktor,” ungkapnya pada acara Peringatan Hari Bakti Perbendaharaan Tahun 2023 di Malang, Jawa timur, dikutip Pajak.com, Kamis (19/01).

Pertama, Indonesia akan tetap berfokus pada inflasi. Ia memaparkan, inflasi tinggi dapat karena komoditas, kenaikan suku bunga, dan konsekuensinya kepada pelemahan ekonomi. Untuk itu, inflasi harus dijinakkan karena dapat memengaruhi banyak hal.

Baca Juga  Sri Mulyani: FMCBG di Brasil Dorong Implementasi 2 Pilar Perpajakan Internasional

Apalagi, inflasi merupakan atensi Presiden Joko Widodo agar seluruh institusi pemerintah—tidak hanya Bank Indonesia—untuk bergerak bersama menjaga agar inflasi terkendali. Betapa tidak, inflasi muncul tidak hanya berasal dari jumlah uang beredar alias demand side, tetapi juga dari logistik dan distribusi atau supply side.

“Saya berharap tentu Kementerian Keuangan dengan instrumen fiskalnya, kita punya anggaran ketahanan pangan. Di situ termasuk untuk pertanian. Kita punya dana transfer ke daerah. Pemerintah daerah, pusat semuanya bersama-sama mengatasi inflasi, terutama dari sisi supply dan distribusi,” harapnya.

Kedua, fokus Indonesia dalam menurunkan atau menghilangkan kemiskinan ekstrem. Sri Mulyani bilang, dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi seperti Indonesia biasanya dibarengi dengan inequality yang juga melebar. Untuk itu, pemerintah bakal memberikan perhatian menggunakan fiscal tools APBN.

“Anggaran kita untuk bantuan sosial Rp 479 triliun tahun ini. Subsidi energi kita mencapai lebih dari Rp 330 triliun. Apakah itu mengurangi kesenjangan? Apakah dia targeted? Apakah efektif? Bagaimana kita bisa menggunakan instrumen fiskal secara lebih baik? Meskipun arahan Bapak Presiden kepada seluruh pimpinan daerah, kita harus menyimak dan meyakinkan bahwa tugas kita di Kementerian Keuangan sinkron dengan tujuan nasional,” sambungnya.

Baca Juga  Jokowi Terbitkan Perpres Publisher Rights untuk Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Ketiga, fokus yang juga terbilang penting yakni stunting. Pasalnya, anak-anak balita yang kekurangan gizi akan berdampak terhadap pertumbuhan yang tidak maksimal. Meski angka stunting tercatat alami penurunan dari 33 persen ke 24 persen, Sri Mulyani menyatakan pentingnya untuk terus meminimalkan sehingga jauh berkurang.

Ia pun meminta jajaran di Kementerian Keuangan agar berpikir bagaimana instrumen fiskal dan peranannya dapat mendorong angka stunting semakin menurun.

“Bekerja sama dengan seluruh pihak, kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah karena keberadaan kita di seluruh Indonesia,” pintanya.

Keempat yaitu investasi. Dengan tren perekonomian dunia yang melemah, maka iklim investasi harus dibangun yang berdampak pada biaya. Dengan begitu, risiko investasi menjadi turun. Sehingga, lanjut Sri Mulyani, walaupun suku bunga naik, investor tetap bisa confidence bahwa mereka akan mendapatkan keuntungan dari investasi.

Baca Juga  Sri Mulyani Beberkan Langkah Pengembangan Ekonomi Hijau dan Biru

“Kalau tidak ada investasi, tidak ada penciptaan kesempatan kerja. Kalau tidak ada penciptaan kesempatan kerja, masyarakat makin menurun kesejahteraannya. As simple as that. Jadi kita semuanya di Kementerian Keuangan dan bekerja sama dengan Pemerintah Daerah, kementerian, lembaga harus siap menggunakan instrumen kita untuk mendorong dan mengakselerasi investasi,” pungkasnya.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *