Trump Janji Lanjutkan Pemotongan Pajak Meski Telan Biaya Rp 71.300 T
Pajak.com, Las Vegas – Calon Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump janji akan lanjutkan kebijakan pemotongan pajak yang akan berakhir tahun depan, meski diperkirakan akan menelan biaya hingga 4,6 triliun dollar AS atau sekitar Rp 71.300 triliun. Kebijakan pajak, yang berpotensi memperburuk defisit fiskal AS jika dilanjutkan, merupakan bagian integral dari Undang-Undang Reformasi Pajak 2017 yang disahkan pada masa pemerintahannya.
Trump belum pernah memberikan penjelasan rinci tentang bagaimana ia akan membiayai insentif pajak yang diusulkan, terutama di tengah ketidakstabilan ekonomi domestik AS. Namun, ia percaya bahwa kebijakan pemangkasan pajak ini akan memicu lonjakan pertumbuhan ekonomi yang signifikan, sehingga mampu membiayai anggaran kebijakan itu sendiri melalui peningkatan pendapatan yang dihasilkan.
“Kita akan mengalami pertumbuhan yang luar biasa,” kata Trump saat kampanye di Las Vegas, AS, dikutip Pajak.com, Selasa (27/08).
Calon presiden dari Partai Republik ini mengklaim, rencananya tersebut telah memenangkan dukungan dari para pemimpin bisnis dan banyak pihak di Wall Street. Trump juga mempromosikan pemotongan pajak tambahan— termasuk menghapus pajak atas upah tip, yang menjadi fokus acaranya di sebuah restoran Meksiko-Italia di Las Vegas tersebut.
Komite untuk Anggaran Federal yang Bertanggung Jawab (The Committee for a Responsible Federal Budget/CRFB) memperkirakan bahwa penghapusan pajak tip dapat menelan biaya antara 100 miliar hingga 200 miliar dollar AS dalam kurun waktu satu dekade. Trump percaya bahwa kebijakan ini akan menarik dukungan dari pekerja di Las Vegas, di mana sektor perhotelan masih mendominasi pasar tenaga kerja AS.
“Kami akan membiarkan Anda menyimpan 100 persen dari pendapatan Anda tanpa gangguan.” Ia bahkan menyebutkan, “Ini adalah janji terbesar” yang pernah didengar oleh pekerja restoran dalam waktu lama.
Di sisi lain, Trump mengkritik saingannya, Kamala Harris, karena juga mengusulkan penghapusan pajak atas tip. Ia menuduh Harris hanya meniru kebijakannya untuk kepentingan politik dan meragukan keseriusan Harris dalam menindaklanjutinya.
Dalam sebuah pertemuan di Glendale, Arizona, Trump kembali menegaskan keyakinannya bahwa Harris tidak akan merealisasikan kebijakan tersebut.
“Dengan dia, itu tidak akan pernah terjadi; tetapi dengan saya, penghapusan pajak tip itu dijamin akan terlaksana,” tegas Trump.
Dikutip dari Bloomberg, dukungan bipartisan untuk ide ini muncul seiring dengan upaya kedua kandidat untuk menarik kelompok pemilih kunci di Nevada dan negara-negara bagian pertempuran lainnya. Pernyataan Trump dilontarkan sehari setelah Harris secara resmi menerima nominasi presiden dari partainya, menandai dimulainya persaingan ketat antara kedua kandidat menjelang hari pemilihan.
Dalam pidato penerimaannya, Harris menyoroti beberapa proposal kebijakannya dengan menegaskan komitmennya untuk mendukung kelas menengah dan mengimplementasikan langkah-langkah untuk mengurangi biaya hidup bagi rumah tangga. Sementara itu, Trump menjadikan penghapusan pajak atas tip sebagai fokus utama dalam pidato kampanyenya.
Kampanye Trump juga memanfaatkan taktik gerilya untuk mempromosikan kebijakan ini, dengan membagikan stiker bertuliskan “VOTE TRUMP FOR NO TAX ON TIPS” yang dapat ditempelkan pada tanda terima restoran oleh para pendukungnya. Natalie DeNardo, seorang warga AS yang menghadiri kampanye Trump mengungkapkan bahwa kebijakan penghapusan pajak atas tip akan memberikan dampak besar bagi keluarganya.
Ayahnya yang bekerja sebagai bartender di Hotel Bellagio, Las Vegas, akan merasakan manfaat langsung dari kebijakan tersebut. Betapa tidak, mengecualikan upah tip dari pajak federal berpotensi mengurangi tagihan pajak bagi lebih dari enam juta pekerja AS di industri perhotelan, yang pada tahun 2018 melaporkan total pendapatan tip sebesar 38,3 miliar dollar AS, menurut data terbaru dari Internal Revenue Service (IRS). Ini berarti rata-rata sekitar 6.250 dollar AS per pekerja.
Sementara Trump mempromosikan pemotongan pajak besar-besaran yang menyasar perusahaan dan orang kaya, Kamala Harris melanjutkan kebijakan Presiden Joe Biden dengan mengusulkan kenaikan tarif pajak perusahaan menjadi 28 persen dari 21 persen, serta menaikkan pajak bagi orang kaya. Harris juga berjanji tidak akan menaikkan pajak bagi mereka yang berpenghasilan di bawah 400 ribu dollar AS.
Comments