in ,

Sri Mulyani: Ini Strategi Hadapi Dampak Kenaikan Suku Bunga Terhadap Penerimaan Pajak

Suku Bunga Terhadap Penerimaan Pajak
FOTO: KLI Kemenkeu

Sri Mulyani: Ini Strategi Hadapi Dampak Kenaikan Suku Bunga Terhadap Penerimaan Pajak

Pajak.com, Jakarta – Menteri Keuangan sekaligus Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Sri Mulyani Indrawati mewaspadai dampak peningkatan suku bunga Bank Indonesia (BI) pada level 6,25 persen terhadap penerimaan pajak. Untuk itu, pemerintah melakukan beragam strategi, antara lain Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bersinergi dengan BI untuk menyiapkan pembiayaan dengan cost of fund dan mengelola nilai tukar rupiah secara pruden.

“Sampai pada kuartal I-2024, sebetulnya penerimaan pajak kita secara bruto dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN), di luar restitusi, masih tumbuh positif sebesar 5,8 persen. Hal ini berarti, meskipun ada beberapa gejolak, (penerimaan PPN) mengalami pertumbuhan yang positif. Namun, kita juga mewaspadai bahwa sesudah kuartal I-2024, terutama pada April ini, banyak terjadi berbagai dinamika yang juga direspons oleh BI, seperti kenaikan policy rate-nya BI dan SRBI (Sekuritas Rupiah Bank Indonesia),” ungkap Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK II Tahun 2024 yang disiarkan secara virtual, dikutip Pajak.com (6/5).

Berdasarkan catatan Pajak.com yang dikutip dari paparan Konferensi Pers Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kinerja dan Fakta (KiTa), realisasi penerimaan pajak per 31 Maret 2024 mencapai Rp 393,91 triliun atau 19,81 persen dari target sebesar Rp 1.988,9 triliun. Kinerja penerimaan pajak ini hanya tumbuh 0,64 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.

Sri Mulyani memastikan, Kemenkeu dan BI akan terus memperkuat sinergi dan berkoordinasi untuk menjaga stabilitas keuangan, sehingga momentum pertumbuhan ekonomi tetap bisa terjaga dan target penerimaan pajak dapat tercapai.

“Meskipun antara kebijakan moneter dan fiskal, terutama dari sisi pembiayaan, akan saling melakukan penyesuaian dengan perubahan kondisi dinamika nasional maupun global yang terjadi. Dengan demikian, kita akan terus memberikan guidance pada market agar kita tetap bisa mengelola kondisi yang cukup dinamis, tanpa mengorbankan stabilitas momentum pertumbuhan, kredibilitas dan instrumen fiskal dan moneter,” jelas Sri Mulyani.

Baca Juga  Perkuat Nilai Tukar Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Hal senada juga ditegaskan Gubernur BI Perry Warjio. Ia menegaskan bahwa BI terus memperkuat respons bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global.

“Kebijakan moneter akan tetap difokuskan untuk menjaga stabilitas (pro-stability), sedangkan kebijakan makroprudensial, digitalisasi sistem pembayaran, pendalaman pasar uang, serta program ekonomi-keuangan inklusif dan hijau terus diarahkan untuk mendorong pertumbuhan (pro-growth),” pungkas Perry.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *