in ,

Jerman Berikan Insentif Pajak Panel Surya di 2023

Jerman Berikan Insentif Pajak Panel Surya
FOTO: IST

Jerman Berikan Insentif Pajak Panel Surya di 2023

Pajak.com, Jerman – Negara Jerman bakal mengeluarkan pembebasan pajak atas hasil listrik untuk penggunaan sistem photovoltaic (PV/panel surya) berukuran kecil di rumah pribadi atau properti komersial. Jerman Berikan Insentif Pajak Panel Surya di 2023. Insentif pajak yang mulai berlaku pada 2023 mendatang ini diperkenalkan pemerintah Jerman dalam Undang-Undang Pajak Tahunan 2022.

Fasilitas itu diberikan pemerintah Jerman sebagai upaya terus menanggulangi krisis energi dengan berbagai langkah. Kali ini, keringanan pajak dimaksudkan untuk mendukung panel surya berukuran di bawah 30 kilowatt.

Nantinya, siapa pun yang menggunakan panel surya dengan keluaran listrik hingga 30 kilowatt di rumah pribadi atau properti komersial, tidak lagi harus membayar pajak penghasilan atas hasil listrik. Pembebasan pajak ini juga berlaku untuk rumah multikeluarga dan properti serbaguna yang memiliki sistem PV dengan output 15 kilowatt.

Selain itu, pajak pertambahan nilai (PPN) tidak akan lagi terutang atas pembelian, impor, dan pemasangan sistem PV dan sistem penyimpanan energi. Syaratnya, sistem dipasang pada atau di dekat rumah dan apartemen pribadi, serta pada bangunan umum dan lainnya yang digunakan untuk kegiatan yang melayani kebaikan bersama seperti rumah ibadah, sekolah, rumah sakit, dan sebagainya.

Baca Juga  Cara Simpel Hitung Pajak atas THR

Pembebasan PPN ini berarti operator tidak lagi harus berurusan dengan birokrasi untuk menerima penggantian. Dalam menyetujui peraturan tersebut, pemerintah federal juga menggunakan kelonggaran yang ditawarkan oleh Petunjuk PPN Uni Eropa yang baru.

Di sisi lain, anggota kabinet federal telah memutuskan asosiasi konsultan pajak nantinya dapat menyarankan anggota mereka tentang pajak penghasilan, jika mereka mengoperasikan sistem FV dengan output hingga 30 kilowatt yang tunduk pada pembebasan pajak penghasilan. Padahal, undang-undang fiskal sebelumnya melarang hal ini.

Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner mengungkapkan, banyak warga sejauh ini menjauhi pembangkit listrik tenaga surya karena alasan birokrasi. Sehingga, dengan adanya perubahan peraturan tentang insentif tambahan yang nyata dan sangat kuat dalam sistem pajak ini bakal membuat warga semangat memasang susunan PV surya di atap mereka.

Baca Juga  Langkah-Langkah Membuat File CSV Pajak

Pemerintah Jerman juga sepakat untuk melonggarkan sejumlah peraturan lain untuk mendorong energi terbarukan sekaligus menghemat gas.

“Kami mengizinkan penambahan energi angin dan photovoltaic, menghilangkan batasan dan memberikan insentif tambahan untuk produksi listrik dari biogas,” jelas Menteri Ekonomi Federal Robert Habeck dari Green Party.

Ia juga menyebut, perluasan jaringan juga akan dipercepat dan kapasitas angkut ditingkatkan. Pemerintahan ini juga menyetujui crisis tender tenaga surya dengan total kapasitas 1,5 gigawatt pada Januari, di mana penawar yang berhasil harus membawa susunan mereka secara daring dalam waktu sembilan bulan.

Para menteri energi negara bagian Jerman telah menyerukan untuk membuat instalasi tenaga surya wajib untuk bangunan baru tidak hanya di negara itu, tetapi juga di Eropa. Sebelumya, Kepala Asosiasi Industri Tenaga Surya Jerman (BSW) Carsten Körnig mengingatkan, adanya regulasi ketat di tingkat negara bagian tentang penetapan lahan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya akan memperlambat perluasan tenaga surya.

Baca Juga  DJP Rilis Yurisdiksi AEoI 2024, Ini Daftar Lengkapnya

Körning mengatakan, kerangka kerja saat ini sudah ketinggalan zaman dan membatasi perluasan energi matahari, sementara lampu bisa padam kapan saja di Jerman.

“Tanpa penyesuaian kondisi tender, tender solar ke depan kemungkinan akan mengalami undersubscribed secara berkala,” katanya.

Volume lelang untuk instalasi tenaga surya dan angin ditingkatkan sebagai bagian dari dorongan Jerman untuk mencapai tujuan 100 persen listrik terbarukan pada tahun 2035, tujuan yang hanya diperkuat oleh kebutuhan akan kemandirian energi yang lebih besar setelah terjadinya serangan Rusia di Ukraina.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *