Menurut analisis EU Tax Observatory, pemanfaatan negara-negara surga pajak pun sangat bervariasi. Persentase rata-rata keuntungan yang dibukukan di surga pajak antara tahun 2014 dan 2020 adalah sekitar 20 persen, menurut data, tetapi ini berkisar dari 0 persen hingga 58 persen.
Beberapa bank disebut para peneliti memiliki kehadiran yang relatif tinggi di negara surga pajak. Mereka mengamati keragaman situasi. Misalnya, untuk HSBC, sebagian besar keuntungan tax heaven country berasal dari hanya satu tempat (Hong Kong), sementara dalam kasus lain banyak terlibat,” kata laporan itu.
HSBC membukukan rata-rata 58 persen dari laba sebelum pajaknya dari negara surga pajak antara 2014 dan 2020. Ini menjadikannya pemberi pinjaman yang menyalurkan persentase keuntungan terbesar ke dalam daftar negara surga pajak yang tergabung di European Union of Tourist Officers (EUTO).
HSBC adalah bank terbesar di Hong Kong, dengan sekitar 30.000 karyawan. Bank itu mengaku tidak menggunakan strategi penghindaran pajak untuk mengalihkan keuntungan secara artifisial ke yurisdiksi pajak rendah.
Senada dengan HSBC, seorang juru bicara Standard Chartered mengatakan bahwa Standard Chartered memiliki operasi perbankan komersial yang substansial di yurisdiksi pajak tinggi dan pajak rendah.
“Kami tidak mengalihkan keuntungan secara artifisial ke yurisdiksi pajak rendah. Pajak dianggap sebagai bagian dari keputusan bisnis yang relevan dan kami hanya terlibat dalam perencanaan pajak yang mendukung aktivitas komersial sejati. Kami tidak melakukan transaksi yang tujuan utamanya adalah untuk meminimalkan atau mengurangi biaya pajak,” kata juru bicara Standard Chartered.
Comments