in ,

Indonesia – Uni Eropa Lanjutkan Perundingan CEPA

Indonesia - Uni Eropa Lanjutkan Perundingan CEPA
FOTO: IST

Indonesia – Uni Eropa Lanjutkan Perundingan CEPA

Pajak.com, Jakarta – Pemerintah Indonesia lanjutkan perundingan dengan Uni Eropa terkait dengan Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif atau Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). Perundingan ini membahas beberapa substansi pengaturan kerja sama perdagangan, termasuk hambatan teknisnya.

Sekilas mengulas, Indonesia-Uni Eropa CEPA diluncurkan pada tahun 2016 untuk meningkatkan hubungan ekonomi antara Indonesia dan negara Uni Eropa, sehingga memberikan manfaat bagi kedua belah pihak. Bagi Indonesia, perjanjian ini menghapus tarif preferensi yang akan memberikan kesempatan kepada para eksportir Indonesia untuk mempertahankan akses produk ke pasar Eropa. Komoditas ekspor andalan Indonesia ke Uni Eropa, yakni minyak kelapa sawit, alas kaki, hingga karet alam. Sementara impor utama ke Indonesia adalah vaksin, obat-obatan, dan susu.

Adapun total perdagangan Indonesia-Uni Eropa pada tahun 2021 mencapai 29,1 miliar dollar AS. Pada periode Januari hingga Juli 2022, total perdagangan Indonesia-Uni Eropa mencapai 18,6 miliar dollar AS atau meningkat 19,75 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Indonesia-Uni Eropa CEPA juga akan menjadi katalis untuk meningkatkan investasi langsung ke Indonesia.

Baca Juga  Zakat Fitrah: Besaran dan Cara Bayar Lewat Aplikasi BCA

Sementara bagi Uni Eropa, perjanjian kerja sama ini akan memberikan manfaat kemudahan akses bagi negara anggota Uni Eropa masuk ke pasar Indonesia. Adapun negara anggota Uni Eropa, antara lain Austria, Belanda, Belgia, Bulgaria, Republik Ceko, Estonia, Finlandia, Jerman, Perancis, Hongaria, Irlandia, Italia, Kroasia, Latvia, Lituania, Luksemburg, Malta, Polandia, Portugal, Rumania, Siprus, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, dan Yunani.

Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan Johni Martha menyampaikan, perundingan ke-12 yang berlangsung 12-16 Desember 2022 ini merupakan putaran penuh pertama yang dilakukan Indonesia dan Uni Eropa, setelah pertemuan terakhir pada November 2021 lalu.

“Ditargetkan perundingan akan kembali digelar pada 2023 dengan kemajuan dan kesepakatan substansial baru. Delegasi Indonesia dan Uni Eropa berkomitmen untuk mempercepat perundingan sesuai instruksi presiden kedua negara,” ungkap Johni dalam keterangan tertulis, (19/12).

Baca Juga  Definisi dan Keuntungan Reksa Dana Penyertaan Terbatas

Ia menyebutkan, perundingan antara Indonesia dan Uni Eropa CEPA membahas 15 isu utama, diantaranya perdagangan barang; ketentuan asal barang; instrumen pengamanan perdagangan; hambatan teknis perdagangan; cukai dan fasilitas perdagangan; perdagangan jasa; investasi; penyelesaian sengketa investasi; dan pengadaan pemerintah. Kemudian, perdagangan dan pembangunan berkelanjutan; transparansi dan good regulatory practice; mutual administrative assistance; penyelesaian sengketa; ketentuan institusional; serta kerja sama ekonomi dan peningkatan kapasitas.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von Der Leyen sepakat terhadap kemajuan dalam perundingan Indonesia-Uni Eropa CEPA. Harapan ini diungkapkan keduanya dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada November 2022 lalu, di Bali.

“Saya berharap perundingan akan mengalami kemajuan, termasuk untuk isu pengadaan barang pemerintah, UKM (usaha kecil menengah), dan pajak ekspor.
Sebagai Ketua ASEAN tahun 2023, Indonesia menginginkan agar kerja sama ASEAN dan Uni Eropa semakin meningkat. Salah satu fokus keketuaan Indonesia adalah mengisi kerja sama konkret di kawasan Indo-Pasifik,” ungkap Jokowi.

Baca Juga  Insight Investments: Tren Anak Muda Pilih Investasi Reksa Dana Berbasis ESG

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menegaskan, saat ini sudah ada ketua kelompok kerja pada masing-masing isu untuk menyusun target pada setiap putaran, sehingga Indonesia-Uni Eropa CEPA bisa mencapai kemajuan signifikan.

“Perundingan Indonesia-Uni Eropa CEPA adalah agenda prioritas Indonesia. Mengingat besarnya potensi ekonomi Indonesia dan Uni Eropa, kita mendorong perundingan untuk segera selesai dan diimplementasikan. Saya yakin dengan fleksibilitas kedua pihak, kita dapat mencapai kemajuan signifikan dalam putaran berikutnya dan segera mencapai kesepakatan,” kata Zulkifli, (21/9).

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *