in ,

Fasilitas PPh Pasal 31E Masih Berlaku

Fasilitas PPh Pasal 31E Masih Berlaku
FOTO: IST

Fasilitas PPh Pasal 31E Masih Berlaku

Fasilitas PPh Pasal 31E Masih Berlaku. Di Indonesia, terdapat berbagai macam fasilitas perpajakan yang diberikan kepada Wajib Pajak. Berbagai macam fasilitas diberikan sebagai bentuk kepedulian Direktorat Jenderal Pajak terhadap Wajib Pajak, serta supaya Wajib Pajak terdorong untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.

Anda tentu sering mendengar fasilitas dan/atau insentif perpajakan yang ditujukan untuk para UMKM. Insentif PPh final 0,5 % yang diatur dengan PP nomor 23 tahun 2018 menjadi salah satu insentif paling populer di kalangan UMKM orang pribadi maupun badan. Namun khusus untuk UMKM berupa badan, terdapat fasilitas perpajakan lain yang dapat dimanfaatkan, yakni fasilitas Pajak Penghasilan (PPh) pasal 31E.

Fasilitas PPh pasal 31E

Seperti namanya, fasilitas PPh pasal 31E diatur pada pasal 31E ayat 1 UU nomor 7 tahun 1983 tentang PPh sebagaimana terakhir diubah dengan UU nomor 7 tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP). Pada pasal tersebut disebutkan bahwa Wajib Pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp50.000.000.000,00 mendapat fasilitas berupa pengurangan sebesar 50% dari tarif umum PPh pasal 17 yang dikenakan atas penghasilan kena pajak dari bagian peredaran bruto sampai Rp4.800.000.000.

Diaturnya fasilitas PPh pasal 31E dilatarbelakangi oleh beberapa hal. Diantaranya adalah sebagai perubahan tarif progresif menjadi tarif tunggal untuk Wajib Pajak badan. Kemudian karena vitalnya peran UMKM di negeri ini, pemerintah merasa perlu memberikan fasilitas untuk mendukung program pemberdayaan UMKM dan mengurangi beban pajak Wajib Pajak badan UMKM.

Jadi bagi Anda para Wajib Pajak badan UMKM yang sebelumnya menggunakan PPh final 0,5% dan telah scale-up usaha Anda, atau sudah tak lagi memenuhi ketentuan PP no. 23 tahun 2018, atau memang dari awal tidak menggunakan PPh final 0,5%, tak perlu khawatir tidak mendapatkan fasilitas perpajakan. Meskipun fasilitas yang diberikan tidak sebesar PPh final 0,5%, namun penggunaan fasilitas 31E ini tentu dapat membantu meringankan beban Anda.

Baca Juga  Burhanuddin Abdullah Ungkap Kebijakan Strategis Prabowo-Gibran Setelah 20 Oktober 2024

Ketentuan Fasilitas PPh pasal 31E

Pengaturan lebih lanjut fasilitas PPh pasal 31E terdapat pada Surat Edaran Dirjen Pajak nomor: SE-66/PJ/2010. Disebutkan dalam pasal 2 SE tersebut, Anda tidak perlu menyampaikan permohonan untuk memanfaatkan fasilitas ini. Anda dapat langsung memanfaatkan fasilitas ini dengan cara self assesment berupa penyampaian SPT Tahunan PPh Badan. Fasilitas ini pun bukan merupakan pilihan, alias otomatis terpakai apabila omzet Anda melebihi Rp4.800.000.000 namun tidak melebihi Rp50.000.000.000.

Pengertian dari peredaran bruto sebagaimana dimaksud pada pasal 31E ayat (1) UU PPh adalah penghasilan yang diterima atau diperoleh dari kegiatan usaha Wajib Pajak badan sebelum dikurangi dengan biaya 3M usaha, yakni untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan baik dari Indonesia maupun luar Indonesia. Penghasilan ini meliputi:

– Penghasilan yang dikenai PPh final;

– Penghasilan yang dikenai PPh non-final;

– Penghasilan yang dikecualikan dari obyek pajak.

Dengan demikian, apabila Anda memiliki peredaran bruto tidak melebihi Rp50.000.000.000, maka untuk menghitung PPh badan akan terbagi menjadi 2 bagian, yakni:

– Untuk penghasilan kena pajak dari bagian peredaran bruto hingga Rp4.800.000.000 dikenakan tarif sebesar 50% x tarif PPh badan yang berlaku;

– Untuk penghasilan kena pajak sisanya dikenakan tarif PPh badan yang berlaku.

Contoh Soal dan Perhitungan

PT. X pada tahun pajak 2019 memiliki peredaran bruto senilai Rp40.000.000.000. Biaya usaha yang dikeluarkan selama 2019 adalah sebesar Rp10.000.000.000. Kemudian total penghasilan luar usaha adalah Rp10.000.000.000, dan biaya luar usaha adalah Rp5.000.000.000. Berapa PPh terutang PT. X pada 2019? (Asumsi semua penghasilan dikenai PPh non-final dan tidak ada koreksi fiskal)

Baca Juga  IKPI Umumkan Struktur Pengurus Pusat, Prioritas Perjuangkan UU Konsultan Pajak

1. Peredaran bruto                                                                               : Rp40.000.000.000

2. Biaya usaha                                                                                     : (Rp30.000.000.000)

3. Laba bruto usaha                                                                             : Rp10.000.000.000

4. Penghasilan luar usaha                                                                    : Rp10.000.000.000

5. Biaya luar usaha                                                                              : (Rp5.000.000.000)

Baca Juga  Hari Oeang ke-78: Kanwil DJP Jatim II dan KPP Ponorogo Beri Hibah ke SDN Karangpatihan

6. Penghasilan Kena Pajak (Ph KP)                                                   : Rp15.000.000.000

– Bagian Ph KP yang mendapat fasilitas

(Rp4.800.000.000/Rp40.000.000.000) x Rp15.000.000.000

= Rp1.800.000.000

– Bagian Ph KP yang tidak mendapat fasilitas

Rp15.000.000.000 – Rp1.800.000.000

= Rp13.200.000.000

7. PPh terutang

– PPh terutang atas Ph KP yang mendapat fasilitas

50% x 25% x Rp1.800.000.000

= Rp225.000.000

– PPh terutang atas Ph KP yang tidak mendapat fasilitas

25% x Rp 13.200.000.000

= Rp3.300.000.000

Total PPh Terutang                                                                             : Rp3.525.000.000

Usulan Penghapusan Fasilitas

Beberapa waktu lalu sebelum diundangkannya UU HPP, pemerintah berencana untuk menghapus fasilitas pengurangan tarif 50% sebagaimana diatur pada pasal 31E UU PPh. Perubahan ini rencananya akan dimasukkan dalam revisi UU KUP. Belanja perpajakan yang selama ini memiliki tren slelau meningkat menjadi salah satu alasan kuat usulan penghapusan fasilitas ini.

Namun ternyata setelah diundangkan, fasilitas ini tak jadi dihapuskan. Usulan ini disepakati untuk ditolak karena dianggap masih diperlukan untuk membantu UMKM bertahan di tengah pandemi Covid-19. Selagi masih berlaku, maka fasilitas ini dapat Anda manfaatkan demi meringankan beban pajak Anda. Orang bijak taat pajak!

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *