in ,

Tiga Rekomendasi Transisi Energi Hijau Pertamina di G20

“Untuk akses energi, titik berat diberikan kepada energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, modern untuk semua, leaving no one behind, terutama energi untuk elektrifikasi dan clean cooking. Tapi transisi energi tentu membutuhkan proyek-proyek baru, maka dari itu dibutuhkan pula investasi yang baru, maka pendanaan menjadi topik yang perlu dibahas,” kata yudo.

Ia memastikan, pemerintah memanfaatkan Forum Presidensi G20 untuk mengenalkan skenario Indonesia mencapai net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat yang dituangkan dalam Grand Strategi Energi Nasional (GSEN). Salah satu upaya mencapai target itu, yakni mempercepat pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT).

GSEN menargetkan bauran energi dari EBT sebesar 100 persen pada tahun 2060, dengan kapasitas 587 gigawatt (GW), yang mencakup pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) 361 GW, pembangkit listrik tenaga air (PLTA) 83 GW, pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) 39 GW, pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) 35 GW, pembangkit listrik tenaga bioenergi (PLTBio) 37 GW, pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) 18 GW, dan PLT arus laut 13,4 GW.

Baca Juga  Wamenkeu Tegaskan Indonesia Dukung Reformasi Kebijakan Ekonomi Hijau di CFMCA Laos

“Hidrogen juga akan dimanfaatkan bertahap mulai 2031 dan mulai masif pada 2051. Di tahun 2060 ditargetkan hidrogen mencapai 52 GW,” tambah Yudo.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *