Sri Mulyani Optimistis Indonesia Bisa Jadi Pemain Penting di Tengah Ketegangan Geopolitik
Pajak.com, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia mampu memainkan peran penting dalam menghadapi ketegangan geopolitik global yang semakin memanas. Hal tersebut diungkapkan dalam wawancaranya dengan The International Monetary Fund (IMF), di mana ia membahas peran strategis Indonesia dalam menciptakan stabilitas dunia.
“Ketegangan geopolitik bukanlah hal baru,” ujar Sri Mulyani, dikutip Pajak.com dari laman resmi IMF pada Sabtu (28/12). Ia mengingatkan bahwa sejak Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 1945, bangsa ini sudah menghadapi konflik besar antara kolonialis dan antikolonialis, yang kemudian berkembang menjadi persaingan antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet selama era perang dingin.
Sebagai negara yang baru merdeka pada masa itu, Indonesia memilih sikap netral dengan memprakarsai Gerakan Nonblok 75 tahun lalu. “Indonesia berusaha menciptakan tatanan dunia yang berdasarkan kebebasan, perdamaian, dan keadilan sosial. Prinsip-prinsip ini tertulis dalam konstitusi kami,” jelasnya.
Sri Mulyani juga menyoroti pentingnya kerja sama global. Menurutnya, lembaga seperti IMF dan Bank Dunia dibangun atas dasar keyakinan bahwa kolaborasi lintas negara memberikan hasil yang lebih baik bagi semua pihak. Dalam 30 tahun terakhir, dunia telah mencatat kemajuan besar dalam pengurangan kemiskinan, berbagi kemakmuran, dan globalisasi. Namun, tren tersebut kini menghadapi tantangan serius.
“Sekarang, tiba-tiba ide-ide itu dan lembaga-lembaga yang mendukungnya serta memungkinkan negara-negara membuat kemajuan bersama, dipertanyakan. Dan hal ini pasti dirasakan di Indonesia,” imbuhnya.
Meskipun demikian, ia menekankan bahwa Indonesia kini berada pada posisi yang lebih kuat untuk berkontribusi dalam percaturan global. Dengan peran pentingnya sebagai salah satu negara berkembang terbesar, Indonesia dapat menawarkan solusi konstruktif untuk mengatasi fragmentasi yang terjadi akibat kebijakan nasionalistik dan perbedaan ideologis yang semakin tajam.
“Hal ini sangat jelas terlihat selama kepemimpinan kami di G20 pada 2022,” tegas Sri Mulyani. Indonesia, menurutnya, berhasil membangun kerja sama antara AS dan Cina bahkan di tengah konflik Ukraina yang memanas. Upaya tersebut, tambahnya, mendapat apresiasi positif dari komunitas internasional.
Sri Mulyani optimistis bahwa dengan ukuran dan kepemimpinan yang dimiliki Indonesia di antara negara-negara berkembang, Indonesia dapat terus menjadi mediator yang efektif di tengah dinamika geopolitik global. “Hal ini tidak mudah dengan pergeseran ke arah kebijakan nasionalistik yang berorientasi ke dalam, yang memiliki implikasi tidak hanya pada perdagangan AS-Cina tetapi juga pada perdagangan dan investasi di kawasan kami,” imbuhnya.
Keberhasilan Indonesia dalam memimpin dialog di forum global seperti G20 menjadi bukti nyata bahwa negara ini mampu mengambil peran strategis dalam menciptakan perdamaian dan stabilitas dunia. “Dan saya pikir upaya kami dihargai dan diterima dengan baik,” jelasnya.
Comments