Realisasi Penerimaan Negara Capai Rp2.842,5 Triliun, Didorong PNBP dan Hibah
Pajak.com, Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, realisasi penerimaan negara pada tahun 2024 mencapai Rp2.842,5 triliun, atau 101,4 persen dari target yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pendapatan ini didorong oleh Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan hibah yang melampaui target.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyampaikan bahwa meskipun penerimaan pajak mengalami tekanan, capaian ini menunjukkan pemulihan yang cukup baik.
“Alhamdulillah, APBN telah kita tutup dan hasilnya, meskipun penerimaan pajak mengalami tekanan, kita bisa recover kembali yang tadinya Rp1.921,9 triliun, kita bisa pulihkan ke Rp1.932,4 triliun. Tidak mencapai target awal, tapi lebih baik dari laporan semester kita,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTA pada Senin (6/1/2025).
Lebih rinci, pendapatan negara pada 2024 utamanya didorong oleh PNBP yang tercatat mencapai Rp579,5 triliun, atau 117,8 persen dari target yang ditetapkan. Selain itu, penerimaan hibah juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dengan realisasi mencapai Rp34,9 triliun, naik 76,3 persen dibandingkan target.
Sementara itu, penerimaan perpajakan berhasil mencatat angka Rp2.232,7 triliun, atau 96,7 persen dari target APBN. Di dalamnya, penerimaan pajak mencapai Rp1.932,4 triliun (97,2 persen dari target), sedangkan kepabeanan dan cukai mencapai Rp300,2 triliun (93,5 persen dari target).
“Jadi, ini tiga pendapatan negara kita dalam situasi yang begitu rentan, begitu tidak pasti tekanan bertubi-tubi masih terjaga,” tambah Sri Mulyani.
Dari sisi belanja negara, realisasi sementara mencapai Rp3.350,3 triliun, atau 100,8 persen dari target. Komponen belanja pemerintah pusat mendominasi dengan Rp2.486,7 triliun, sementara transfer ke daerah mencapai Rp863,5 triliun.
Dengan capaian tersebut, defisit APBN tahun 2024 tercatat sebesar Rp507,8 triliun, atau setara 2,29 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan defisit pada 2023 yang hanya sebesar Rp337,3 triliun, atau setara 1,61 persen dari PDB.
Sedangkan, keseimbangan primer dalam APBN 2024 tercatat mengalami defisit sebesar Rp19,4 triliun.
“Sehingga APBN 2024 itu bisa kita tutup jauh lebih baik dari yang kita prediksi di pertengahan tahun, dengan defisit Rp507,8 triliun ini sangat impresif,” ujar Sri Mulyani.
Comments