in ,

PGE Resmi IPO, Raup Rp 9 T untuk Investasi Hijau

Investasi Hijau
Foto: Dok. PT Pertamina (Persero)

PGE Resmi IPO, Raup Rp 9 T untuk Investasi Hijau

Pajak.comJakarta –  PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), melalui aksi penawaran umum perdana (initial public offering/IPO). Perusahaan dengan kode saham PGEO ini meraup dana segar Rp 9,05 triliun yang akan dialokasikan sebagai belanja modal pengembangan investasi hijau di Indonesia.

Anak usaha PT Pertamina (Persero) ini telah melepas sebanyak 10,35 miliar saham biasa dengan harga penawaran Rp 875 per saham. Direktur Utama PGE Ahmad Yuniarto mengungkapkan, pelepasan saham perdana tersebut dilakukan untuk mendukung rencana PGE mengembangkan kapasitas terpasang mencapai 600 megawatt (MW) hingga 2027 mendatang.

“Perseroan menargetkan untuk meningkatkan basis kapasitas terpasangnya yang dioperasikan sendiri, dari 672 MW saat ini menjadi 1.272 MW pada tahun 2027. Selain juga mendukung ambisi PGE untuk terus tumbuh dan mengembangkan seluruh value chain dari sumber daya panas bumi Indonesia,” ucapnya saat acara Pelaksanaan IPO PGE, dikutip Pajak.com, Senin (27/2).

Ahmad menyebut, PGE telah berhasil menarik minat investor domestik maupun investor multinasional yang berkualitas untuk berpartisipasi dalam IPO PGE ini, antara lain Indonesia Investment Authority (INA) dan Masdar—perusahaan clean energy yang berkantor pusat di United Arab Emirates (UAE).

Baca Juga  Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Digital di ASEAN Diproyeksi 2 Triliun Dollar AS

Ia juga mengungkapkan, IPO PGE mengalami kelebihan permintaan alias oversubscribed hingga 3,81 kali dari porsi pooling, melampaui target yang telah ditetapkan sebelumnya.

“Hal ini merupakan pencapaian yang sangat cerah bagi perseroan dan sebagai indikator positif tingkat kepercayaan investor kepada PGE,” katanya.

Ahmad pun berkomitmen PGE akan terus mendukung rencana pemerintah untuk meningkatkan bauran energi terbarukan menuju tercapainya net zero emission pada 2060 dalam lingkup bisnisnya.

Ia menuturkan, PGE sebagai perusahaan terbuka akan menjalankan tata kelola yang baik sesuai dengan regulasi yang berlaku untuk meningkatkan kinerja dan membuka peluang lebih luas dalam pengembangan sektor energi terbarukan berbasis panas bumi, sekaligus membantu membawa Indonesia menjadi Global Geothermal Power House.

“Investasi untuk PGE, sebetulnya adalah investasi untuk Indonesia dengan energi hijau bagaimana penyediaan energi bersih beriringan dengan upaya merawat bumi Indonesia yang kita cintai ini,” pungkasnya.

Setali tiga uang, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengemukakan, langkah pelepasan saham PGE ke BEI merupakan wujud upaya mendukung transisi energi. Aksi korporasi ini, lanjutnya, akan dapat meningkatkan kapasitas PGE sehingga akan menaikkan kontribusi panas bumi pada energi mix di Indonesia.

Baca Juga  Wamenkeu Tegaskan Indonesia Dukung Reformasi Kebijakan Ekonomi Hijau di CFMCA Laos

Nicke meyakini, sebagai bagian dari BUMN dan perusahaan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat, langkah ini membuat PGE membuka diri untuk lebih transparan.

“Kita memang fokus mewujudkan transisi energi demi lingkungan dan bumi yang lebih baik lagi. Jadi ayo, kami memberikan semangat dan kesempatan bagi seluruh masyarakat berkontribusi langsung terhadap transisi energi, agar bisa berpartisipasi aktif di dalam pembelian saham yang baru saja kita luncurkan ini,” tutur Nicke.

Untuk diketahui,  PGE saat ini mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang tersebar di 6 area dengan kapasitas terpasang 672 MW yang dioperasikan sendiri dan sebanyak 1.205 MW dikelola melalui Kontrak Operasi Bersama (Joint Operation Contract/JOC).

Adapun kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkontribusi sebesar sekitar 82 persen dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi emission avoidance CO2 sekitar 9,7 juta ton CO2 per tahun.

Pemanfaatan yang dilakukan oleh PGE dari energi panas bumi diklaim telah berhasil membuat 2.085.000 rumah di Indonesia teraliri listrik. Menariknya, Wood Mackenzie Asia Pacific Pte Limited memperkirakan kapasitas pembangkit listrik panas bumi di Indonesia akan tumbuh dengan kuat dari sekitar 2,8 GW di tahun 2022 menjadi sekitar 6,2 GW di tahun 2030.

Baca Juga  Panduan Mudah Tukar Uang Baru dengan Aplikasi PINTAR

Dari data itu, maka Indonesia akan punya kapasitas panas bumi terbesar di dunia dengan menyumbang sebesar 28 persen dari proyeksi kapasitas panas bumi bersih secara global. Menurut PGE, pertumbuhan ini didukung oleh potensi sumber daya panas bumi Indonesia yang signifikan, pertumbuhan permintaan pasar yang pesat, serta dukungan kebijakan sebagai bagian utama dari roadmap pemerintah untuk meningkatkan kontribusi energi terbarukan dalam bauran energi nasional.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *