Menu
in ,

Pendampingan untuk Pelaku Ekonomi Kreatif Bantul

Pendampingan untuk Pelaku Ekonomi Kreatif Bantul

FOTO : IST

Pajak.com, Jakarta – Saat kunjungan kerja ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan pihaknya akan menyiapkan pendampingan bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Desa Wisata Krebet, Kabupaten Bantul, DIY.

“Ini sebagai upaya untuk meningkatkan potensi parekraf, sehingga dapat membuka lapangan kerja, dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat,” kata Sandi di Desa Wisata Krebet, Senin (27/4).

Sandi mengungkapkan, di desa wisata ini warga Krebet memanfaatkan kayu sebagai media membatik sehingga mampu menghasilkan karya-karya cantik bernilai tinggi yang banyak diminati oleh wisatawan nusantara maupun mancanegara. Beberapa karya itu di antaranya topeng batik kayu, wayang, patung, bingkai cermin, gantungan kunci, dan beberapa produk lainnya.

Untuk mendukung peningkatan kapasitas para pelaku ekraf ini, Sandi pun menginstruksikan jajarannya di Kemenparekraf untuk memberikan dukungan berupa pendampingan, dan peningkatan kapasitas dari para pelaku ekonomi kreatif di sana.

“Melihat besarnya potensi tersebut, saya secara konkret mengarahkan jajaran Kemenparekraf yang membawahi ekonomi kreatif untuk mengeksekusi beberapa program pendampingan dan beberapa program yang dapat langsung dirasakan oleh masyarakat. Karena, pada intinya kita ingin memulihkan perekonomian khususnya di Kabupaten Bantul,” ucapnya.

Sandi menjelaskan, Kemenparekraf telah memiliki berbagai program pendampingan bagi pelaku ekonomi kreatif. Salah satunya pemasaran digital yang mengajak para pelaku ekonomi kreatif belajar memahami perubahan perilaku konsumen selama pandemi, cara membangun branding di dunia digital, mengembangkan pemasaran digital, mengembangkan rencana bisnis digital, serta mendatangkan penjualan.

Sandi mengungkapkan, ekonomi kreatif merupakan sektor yang memiliki peranan ekonomi tertinggi di Kabupaten Bantul, diikuti pertanian, lalu pariwisata.

“Pendampingan ini sebagai bentuk dari keberpihakan pemerintah kepada desa wisata dan masyarakat,” kata Sandi.

Sementara itu, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengemukakan, ekonomi kreatif memang menjadi salah satu andalan di wilayahnya. Bahkan, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) pada tahun 2017 menetapkan Bantul sebagai kabupaten kreatif kriya terkuat di DIY.

Tercatat sebanyak 70 persen hasil ekspor DIY berasal dari Kabupaten Bantul. Sehingga, tidak ada keraguan bagi pihaknya untuk menetapkan industri kreatif sebagai prioritas di dalam Rencana pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

“Diharapkan, Kabupaten Bantul dapat cepat dalam proses pemulihan ekonomi melalui sektor unggulan daerah yaitu pariwisata dan ekonomi kreatif,” katanya.

Sementara untuk sektor pariwisata, ia mengatakan, aksesibilitas khususnya ke desa wisata menjadi salah satu kendala yang tengah dihadapi. Selain itu juga utilitas dasar untuk menunjang kunjungan wisatawan yang berwisata ke Bantul. Namun, dengan adanya percepatan pembangunan infrastruktur, hal ini diharapkan bisa teratasi.

“Kendala kami memang terkait jalan atau akses menuju desa-desa wisata serta utilitas dasar seperti telekomunikasi. Dengan dilakukan pemenuhan sarana dan prasarana infrastruktur ke depan, mudah-mudahan 43 desa wisata yang ada di Bantul akan pulih dan mampu menerima kedatangan wisatawan lebih banyak jauh sebelum pandemi,” katanya.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version