in ,

Komitmen Amartha Berdayakan Wirausaha Perempuan

Platform WEPs ini menawarkan perusahaan sektor swasta jaringan global yang berpikiran sama dalam memajukan kesetaraan gender dan pemberdayaan wanita di tempat kerja, pasar, dan komunitas. Ada tujuh prinsip yang digagas oleh UN Global dan UN Women untuk memberdayakan perempuan yang bisa diadposi dan diimplementasikan perusahaan.

Pertama, membangun kepemimpinan perusahaan tingkat tinggi untuk kesetaraan gender.

Kedua, perlakukan semua wanita dan pria secara adil di tempat kerja—hormati dan dukung hak asasi manusia tanpa diskriminasi.

Ketiga, menjamin kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan semua pekerja perempuan dan laki-laki.

Keempat, mempromosikan pendidikan, pelatihan, dan pengembangan profesional bagi perempuan.

Kelima, menerapkan pengembangan usaha, rantai pasokan, dan praktik pemasaran yang memberdayakan perempuan.

Baca Juga  Pemerintah Pantau Penurunan Nilai Ekspor Nasional

Keenam, mempromosikan kesetaraan melalui inisiatif dan advokasi komunitas.

Ketujuh, mengukur dan melaporkan secara publik kemajuan untuk mencapai kesetaraan gender.

Aria mengklaim, selama sebelas tahun berdiri, Amartha terus memberdayakan perempuan di tempat usaha dan komunitas.

“Dalam operasionalnya, setiap mitra usaha yang ingin mengajukan pembiayaan wajib membentuk kelompok yang terdiri dari 10-20 orang. Kelompok tersebut kemudian disebut sebagai majelis. Di dalam majelis ini, para mitra akan mendapatkan pendampingan dan konsultasi usaha secara rutin setiap minggunya bersama tim Business Partner Amartha,” jelasnya.

Amartha juga memberikan pelatihan usaha dan pelatihan keuangan agar mitra usaha mandiri juga terampil, dalam mengelola pendapatan untuk keluarganya, serta bangkit dari krisis di masa pandemi. Tak sampai di situ, pioneer perusahaan fintech peer to peer lending yang fokus memberdayakan perempuan pengusaha mikro di pedesaan ini memberikan layanan cek kesehatan secara gratis dan pembangunan sarana sanitasi dan kesehatan.

Baca Juga  Pos Indonesia Raih “Appreciated Social ESG Report”

“Bila mitra atau keluarganya sakit, maka akan berpengaruh kepada usaha dan keuangan mereka. Beberapa pelatihan yang telah diberikan yaitu pelatihan alternatif usaha, modul kewirausahaan, dan modul mengelola keuangan,” kata Aria.

Berdasarkan Laporan Akuntabilitas Sosial Amartha tahun 2019, sebanyak 25 persen mitra Amartha dapat merekrut satu atau lebih orang ke dalam usahanya.

“Artinya, ada tambahan 87 ribu orang ke dalam angkatan kerja informal yang berkontribusi pada pendapatan keluarga mereka, dan 75 persen di antaranya adalah perempuan yang bekerja di sektor grosir kecil,” pungkas Aria.

Ditulis oleh

Baca Juga  Amartha dan CELIOS Luncurkan Fintech Media Toolkit

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *