Pajak.com, Jakarta – Ketua Bidang Keuangan dan Perbankan, Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) Ajib Hamdani mengatakan, pemberdayaan sektor UKM masih menjadi penyumbang besar produk domestik bruto (PDB) selama pandemi di tahun 2020. Dari total PDB sebesar 1,1 triliun dollar AS, UKM menyumbang 60,8 persen.
Berdasarkan data itu, Ajib menilai sektor UKM bisa tetap menjadi penopang ekonomi nasional di tahun ini apabila ada sinergi terbaik dari stakeholder baik HIPMI, perbankan, dan pelaku UKM. Ajib mengemukakan, pelaku UKM nyatanya masih mendapatkan kesulitan dalam berusaha di antaranya yakni literasi keuangan dan akses pembiayaan.
“Ketika mereka datang ke perbankan, mereka enggak mengerti apa itu laporan keuangan, bagaimana membuat laporan laba-rugi, membuat neraca. Jadi, kami berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas para pelaku UKM dan juga meningkatkan literasi keuangan mereka,” jelasnya di acara BNI Inspiration Talk bertema “Investasi dan UMKM sebagai Pengungkit Ekonomi di Masa Pandemi” secara virtual, Kamis (18/2).
Upaya lain yakni pembuatan klaster bisnis UKM dari hulu sampai hilir. Di hulu, HIPMI melakukan peningkatan produktivitas dan pembuatan nilai tambah, sementara di sisi hilir HIPMI berperan sebagai offtaker (penjamin) yang berfokus pada pemasaran. Ajib mencontohkan pada klaster petani jagung, HIPMI membuat ekosistemnya sejak hulu dengan menyiapkan penyedia bibit dan pupuk; hingga di tahap hilir yakni menggandeng pembeli produk seperti JAPFA, atau perusahaan lainnya.
Ajib juga memandang, klaster bisnis bisa menjadi instrumen yang memudahkan perbankan melakukan assessment dalam penyaluran kredit.
“Dalam klaster bisnis maka sistem penilaian risikonya di-bulking. Sepanjang BI checking-nya oke dan dia sudah masuk ke dalam ekosistem bisnis yang ada, maka kami sebagai offtaker bisa mengajukan ke perbankan. Jadi, kami sebagai jembatan bagaimana debitur bisa mendapatkan kredit dengan nilai maksimal dan produktif di lapangan,” terangnya.
Di kesempatan yang sama, Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Sis Apik Wijayanto menyambut adanya klaster bisnis yang sudah dibentuk HIPMI karena sejalan dengan program pemberdayaan UKM yang dijalankan BNI. Beberapa klaster UMKM yang dimiliki BNI adalah klaster pasar, klaster petani kebun, klaster sawit, dan sebagainya. Sis Apik berharap, dengan adanya klaster bisnis, maka 76 persen dari total 20 juta petani yang tidak bisa mengakses pembiayaan, bisa bankable.
“BNI bisa melakukan penyaluran pembiayaan, pengadaan benih, pendampingan, sampai penyediaan akses pasar yang lebih mudah. Jika akses pasar terlalu kecil, bisa menjadi permainan para tengkulak. Tetapi kalau kelompok besar bisa menentukan harga yang lebih bagus,” ungkapnya.
Baik Sis Apik maupun Ajib meyakini, di tahun ini BNI bisa bersinergi terbaik dengan HIPMI yang memiliki jejaring di 420 kabupaten atau kota di 34 provinsi, mengupayakan sektor UMKM menjadi penopang ekonomi Indonesia.
Comments