in ,

JNE Bangun Gudang Sortir Robotik, Efisiensi Biaya Logistik

“Di sana sebelah utara lebih develop secara infrastruktur, tetapi makin ke selatan tidak cukup ter-develop secara infrastruktur. Indonesia, baratnya cukup terhubung, sehingga bisa sampai satu hari (pengiriman barang) dari Jakarta sampai ke Bali. Maka, jangan heran UMKM menjual pempek yang masuk ke Jakarta bisa 5 ton setiap harinya. Tapi kalau lihat semakin ke Timur, dari Mataram, tantangannya semakin sulit,” ungkapnya.

Di kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, pesatnya perkembangan ekonomi digital dapat menekan rasio biaya logistik nasional terhadap total produk domestik bruto (PDB).

“Rasio logistik terhadap PDB Indonesia sempat menyentuh 26 persen pada 2014. Angka ini perlahan turun menjadi 23 persen seiring dengan pembangunan infrastruktur penghubung di berbagai pulau. Pada 2019 kami hitung turun, tetapi tidak signifikan dan menjadi 23 persen karena ada jalanan yang belum difinalisasi,” ungkap Lutfi.

Baca Juga  Definisi dan Ketentuan Hak Angket DPR

Jika proses pembangunan rampung, ia optimistis rasio biaya logistik bisa ditekan menjadi 16 persen pada 2024. Akan tetapi, syaratnya harus ada hilirisasi ekonomi digital. Sebab kemajuan industri logistik tidak bisa dilepaskan dari kemapanan pengembangan ekonomi digital.

“Kami hitung dengan adanya hilirisasi digital ekonomi, kita akan sejajarkan dengan Malaysia yakni antara 13 sampai 14 persen. Rasio ongkos logistik ke PDB akan berkurang karena dihubungan dengan platform digital,” kata Lutfi.

Ditulis oleh

Baca Juga  BI Siapkan Rp 197 T untuk Penukaran Selama Ramadan dan Idulfitri

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *