in ,

Indonesia Akselerasi “Zero Emission”

“Menko Marves mengatakan perjanjian ini merupakan kesepakatan awal untuk mengembangkan kekuatan energi terbarukan Indonesia dan untuk mendorong industri hijau,” kata Jodi.

Pemerintah Indonesia percaya, sumber daya EBT dapat secara efisien dalam memasok kebutuhan industri dalam negeri. Namun syaratnya, menurut Jodi, energi itu harus dikembangkan dengan cepat dan dalam skala yang besar. Dengan demikian kebutuhan energi akan berlimpah, murah, dan tidak mengandung polusi.

Sebagai informasi, hingga saat ini beberapa negara di dunia terus melakukan gerakan proaktif untuk menuju emisi nol bersih sampai tahun 2030. Hal ini dibuktikan dengan komitmen beberapa negara besar, seperti Jepang untuk menurunkan emisi sebesar 46 persen, Amerika Serikat 50 persen, dan Uni Eropa 55 persen .

Baca Juga  Airlangga Ungkap Dampak Eskalasi Konflik Iran - Israel bagi Perekonomian Nasional

“Indonesia sendiri telah menetapkan target karbon netral atau nol emisi bersih pada tahun 2060 atau lebih cepat, tergantung pada ketersediaan dukungan internasional untuk keuangan dan transfer teknologi,” tutup Jodi.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *