Menu
in ,

BRIN Danai Rp 300 Juta per Tahun Startup Berbasis Riset

Pajak.com, Jakarta – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memberikan dana sebesar Rp 300 juta per tahun untuk generasi muda yang tengah mengembangkan perusahaan rintisan (startup) berbasis riset. Kepala BRIN Laksana Tri Handako mengatakan, skema pendanaan Perusahaan Pemula Berbasis Riset (PPBR) gelombang I tahun 2022 telah diberikan kepada sembilan startup karya anak bangsa.

“Karena saat ini kami ketahui bahwa startup itu tidak lagi melulu berbasis teknologi dalam konteks ada teknik atau engineer-nya, tidak begitu. Karena banyak potensi startup yang berbasis pada data, social engineering, jadi bukan engineering dalam konteks teknis. Oleh sebab itu, BRIN mendorong generasi muda untuk ikut dalam skema PPBR ini karena tidak harus menjadi orang teknis atau IT (information and technology) untuk bisa mendirikan startup,” kata Handoko dalam konferensi pers virtual bertajuk WALIDASI: Edisi Startup BRIN I (Pengumuman Pendanaan Batch I), (17/2).

Ia menekankan, program pendanaan ini juga berlaku untuk calon startup berbasis riset yang masih pemula, tetapi berpotensi mendatangkan keuntungan dan berkelanjutan.

“Biasanya kita punya ide di awal itu keren, tetapi proses untuk membuat ide yang keren itu menjadi suatu produk yang bisa diterima oleh target konsumen kita tidak selalu mudah. Karena itu BRIN menyatakan dukungannya terhadap pengembangan startup di Indonesia. Pandemi COVID-19 yang masih berjalan sekarang juga memunculkan berbagai peluang baru. Peluang-peluang baru itu biasanya yang bisa menangkap teman-teman kita, generasi muda, yang punya ide-ide yang keren-keren, itulah yang harus kita fasilitasi,” jelas Handako.

Secara teknis, peserta yang terpilih oleh BRIN akan mengikuti mentoring selama maksimal enam bulan. Lalu, bagi peserta yang lulus mentoring, bakal mendapatkan pendanaan sampai dengan Rp 300 juta per tahun dengan pendanaan multi-tahun (maksimal 2 tahun). Pendanaan ini diperpanjang selama satu tahun berdasarkan evaluasi tahunan.

“Kami sangat berharap sekali PPBR ini bisa dimanfaatkan oleh semua pihak yang mau mengembangkan inovasi dan riset dalam negeri untuk kebaikan bersama,” harap Handoko.

Untuk informasi pembukaan gelombang selanjutnya, masyarakat dapat mengunjungi website resmi BRIN, yaitu pendanaan-risnov.brin.go.id. Informasi juga bisa dihimpun dari semua media sosial BRIN.

Adapun sembilan startup yang telah mengikuti program PPBR gelombang I tahun 2022, yaitu:

1. Yayasan Upakara Bhuvana Nusantara

Yayasan Upakara Bhuvana Nusantara ini melahirkan startup untuk memproduksi produk plastik poly propylene, seperti pot tanaman, plastik pertanian (mulsa), kantong plastik dengan bahan baku limbah masker. Produk yang dihasilkan diklaim bermutu tinggi karena limbah masker itu belum mengalami degradasi.

2. PT Miko Bahtera Nusantara

Lewat brand MYCL, PT Miko Bahtera Nusantara mengembangkan kulit dari jamur ramah lingkungan untuk industri fesyen. Saat ini MYCL sudah berkolaborasi dengan enam desainer global. Mereka telah mengikuti Paris Fashion Week dan memiliki sales agreement dengan total 10 juta dollar AS.

3. PT Pipetin Indonesia

PT Pipetin mendukung pengembangan kapasitas mikrobiologi kedokteran di Indonesia melalui tiga pilar layanan utama, yakni pelatihan, pengujian, dan produk pendukung laboratorium mikrobiologi.

4. Leko Dwi Harjono

Leko Dwi Harjono bermitra dengan Pusat Riset dan Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi mendirikan startup yang menawarkan jasa dan produk dari hasil teknologi riset keselamatan radiasi dalam bidang kesehatan dan industri.

5. Khayu Wahyunita

Khayu Wahyunita bermitra dengan Pusat Teknologi Farmasi dan Medika memproduksi antibodi monoklonal untuk memenuhi kebutuhan riset diagnostik berbagai penyakit di Indonesia.

6. PT Asatu Sembilan Enam

DOOPINC Biopestisida dari PT Asatu Sembilan Enam adalah produk pestisida nabati dengan teknologi nano yang dikembangkan oleh peneliti BRIN. Produk ini dipastikan sudah teruji untuk mendukung pertanian Indonesia yang unggul, sehat, ramah lingkungan dan berkelanjutan.

7.  PT Greenie Alam Indonesia

Greenie menawarkan papan partikel nonkayu dari pelepah pinang untuk industri furnitur. Material ini membantu pelaku industri furnitur yang ingin memiliki furnitur rendah emisi formaldehida. Dengan begitu, inovasi ini akan mengurangi aktivitas penebangan pohon, memberikan desain segar yang terinspirasi dari alam, serta meningkatkan kesadaran lingkungan dan produksi yang bertanggung jawab.

8. UKM Youngsters

UKM Youngsters memproduksi mi bebas gluten dengan merek Aitamie. Produk ini dibuat dari tepung lokal, tinggi protein, kaya serat pangan, besi/ferum (Fe), seng/zinkum (Zn), dan mengandung beta karoten, tanpa pewarna dan pengawet. Aitamie diproduksi dengan teknik ekstrusi yang menghasilkan tekstur mi yang lebih kompak, kenyal, dan elastis. Produk sehat ini tentu dapat dikonsumsi oleh semua kalangan, khususnya bagi yang sedang diet gluten.

9. MNC Geotech

MNC Geotech memproduksi low-cost global navigation satellite system (GNSS) receiver yang merupakan riset berkelanjutan dengan Pusat Antariksa BRIN dan Institut Teknik Surabaya (ITS). Alat ini dilengkapi aplikasi pada smartphone yang dapat digunakan pada berbagai keperluan, seperti penentuan posisi aset meteran air, pemetaan persil tanah, pemetaan batas, dan navigasi wahana tanpa awak.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version