in ,

Membangun Literasi untuk Pembayar Pajak Masa Depan

Maka literasi perpajakan seperti ini sangat penting dari sejak usia dini. Dari usia balita mereka dikenalkan dengan komik-komik, di SD dikenalkan dengan pengetahuan pajak. Perpustakaan-perpustakaan banyak buku-buku perpajakan, media-media sosial, literasi pajak melalui teknologi visual,” ujar Budiono.

Senada dengan Budiono, Kepala Subdirektorat Penyuluhan Perpajakan P2Humas DJP Inge Diana Rismawanti juga mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi oleh Pajak.com.

“Generasi muda perlu inklusi pajak berkesinambungan,” kata Inge.

Pada kesempatan itu, Inge juga mengenalkan berbagai terobosan yang dilakukan DJP. Misalnya Business Development Services untuk UMKM, membentuk relawan pajak melibatkan mahasiswa, dan inklusi perpajakan pada sekolah.

DJP juga melakukan berbagai inovasi. Di antaranya adalah inovasi pelayanan perpajakan melalui pengembangan back office 3C (Click, Call, and Counter) yang telah membuka empat layanan baru pada contact center, untuk mengurangi jumlah WP yang berkunjung ke KPP dan memanfaatkan Kring Pajak untuk permohonan tertentu, yaitu penetapan WP non-efektif, pengaktifan kembali WP non-efektif, perubahan data WP dan/atau PKP Orang Pribadi, dan perubahan data WP dan/atau PKP Badan.

Baca Juga  Kanwil DJP Jaksus Edukasi Atlet “e-sport” untuk Sadar Pajak

DJP juga berinovasi dalam digitalisasi layanan perpajakan. Misalnya e-Reporting untuk mempermudah cara pelaporan pemanfaatan insentif secara on-line, serta berbagai aplikasi lainnya. Selain itu, Inge juga menjelaskan, saat ini DJP juga melakukan inovasi di bidang pengawasan, pemeriksaan, penagihan dan bidang penegakan hukum.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *