Menu
in ,

Tip Keuangan Tetap Sehat Setelah Mudik Lebaran

Tip Keuangan Tetap Sehat

FOTO: IST

Pajak.com, Jakarta – Tak terasa, Hari Raya Idulfitri alias Lebaran tinggal sepekan lagi. Selain sebagai wujud hari kemenangan bagi umat Islam setelah sebulan berpuasa, Lebaran merupakan momen yang paling ditunggu karena dapat berkumpul bersama sanak keluarga dan orang-orang terkasih. Saat spesial itu juga yang memunculkan tradisi pulang kampung atau mudik, yang biasanya dilakukan oleh para perantau atau pekerja migran yang masih memiliki orangtua maupun keluarga di kampung.

Di sisi lain, aktivitas pulang kampung seringkali membuat masyarakat melakukan pengeluaran secara jorjoran atau tidak terkendali. Jika sudah begitu dan tidak dikelola dengan baik sejak awal, maka kesehatan keuangan Anda bisa terganggu—padahal masih ada pengeluaran lain yang mesti kita tunaikan selama satu bulan ke depan.

Apalagi bagi masyarakat yang masih memiliki bujet terbatas, pengeluaran yang melebihi penghasilan bisa menyebabkan terbelit utang. Nah, jika Anda termasuk yang rutin melakukan tradisi mudik, Pajak.com telah siapkan beberapa tip yang barangkali bisa Anda terapkan agar keuangan Anda tetap sehat setelah kembali dari kampung halaman.

1. Atur pos pengeluaran

Sebelum berangkat, pastikan Anda sudah membuat catatan pos-pos pengeluaran sebelum dan selama mudik lalu menyisihkannya sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Pastinya, akan ada banyak sekali kebutuhan yang akan mengeluarkan banyak uang Anda. Beberapa pos pengeluaran penting yang bisa disisihkan, meliputi:

– Pos transportasi

Anda harus menyisihkan dana untuk mudik sekaligus untuk kembali ke rumah apapun jenis transportasinya. Ingat, menggunakan transportasi umum belum tentu lebih hemat dibandingkan dengan memakai kendaraan pribadi, begitu juga sebaliknya. Untuk kendaraan pribadi, anggaran biaya transportasi yang biasanya harus dipersiapkan seperti kebutuhan bahan bakar, bayar tol, hingga biaya untuk makan ketika harus beristirahat di perjalanan.

– Pos akomodasi

Biaya akomodasi juga penting direncanakan ketika harus menginap di hotel lantaran terbatasnya tempat tinggal saudara atau keluarga di kampung.

– Pos rekreasi

Setelah sampai di kampung halaman, biasanya libur Lebaran juga diselipkan dengan rekreasi ke tempat-tempat wisata bersama keluarga besar. Seringkali, biaya rekreasi selalu lebih besar dari pos biaya lain; tetapi paling tidak Anda bisa mencatat perkiraan biaya yang dibutuhkan, berapa anggota keluarga yang berangkat, seberapa jauh tempatnya, biaya tiket masuk wisata, dan lain-lain. Memasak dan membawa perbekalan sendiri dari rumah bisa menjadi salah satu tip untuk menghemat bujet wisata Anda.

– Pos angpau 

Keseruan pembagian amplop kepada sanak saudara atau kerabat yang masih kecil menjadi salah satu yang ditunggu dalam momen Lebaran. Sebetulnya, seberapa besar jumlah uang yang dibagikan dalam tradisi pemberian angpau atau salam tempel sebetulnya tidak menjadi masalah, tapi semakin banyak saudara, semakin banyak pula angpau yang mesti disiapkan.

Untuk itu, buatlah daftar siapa saja yang harus diberi angpau, jangan asal memberi. Buatlah prioritas siapa saja yang paling pantas dan membutuhkan dan sesuaikan dengan umurnya. Setelah itu, pisahkanlah uang untuk masing-masing penerima yang sudah ada di daftar Anda dan masukkan ke dalam amplop-amplop yang menarik perhatian.

– Pos oleh-oleh

Meski bukan keharusan, kita biasanya berupaya untuk membeli oleh-oleh khas kampung halaman untuk diberikan ke teman kantor atau tetangga. Anggaran untuk oleh-oleh tidak perlu terlalu besar, bahkan jika memungkinkan Anda bisa membawa hasil alam dari kebun sendiri seperti buah-buahan atau umbi-umbian yang cukup aman dan awet untuk dibawa pulang.

– Pos biaya tidak terduga

Beberapa penasihat keuangan menganjurkan agar masyarakat yang melakukan mudik bisa menyisihkan 10 persen dari total anggaran mudik untuk biaya tidak terduga seperti mobil mogok, pesawat yang keberangkatannya ditunda, hingga biaya rekreasi yang membengkak. Yang penting, jika memang ada pengeluaran di luar anggaran pos-pos mudik, Anda bisa mengambilnya dari pos biaya tak terduga.

2. THR untuk biaya mudik

Pakar-pakar keuangan mengatakan kalau Anda bisa hanya menggunakan uang tunjangan hari raya (THR) untuk membiayai semua kebutuhan mudik, maka keseimbangan keuangan sudah bisa dipastikan terjaga. Anda bisa lebih aman melakukan pengeluaran-pengeluaran bulanan rutin seperti biasa—bahkan menabung seperti biasa.

Namun, jika memang hal itu sudah tidak dimungkinkan, perencana keuangan juga menyebut hal itu bisa dimaklumkan, karena masyarakat cenderung sulit mengerem pengeluaran di hari-hari raya. Terpenting, Anda mesti sisihkan untuk life span hingga gajian selanjutnya datang. Simpan dengan benar anggaran ini, dan berdisiplin untuk tidak memakainya.

3. Persiapkan uang tunai dalam jumlah cukup

Selain bisa lebih memudahkan dalam mengelola keuangan ketika mudik Lebaran, membawa uang tunai dalam jumlah cukup bisa lebih mengerem pengeluaran jika uang yang Anda bawa di dompet tidak terlalu besar. Meskipun tidak membawa uang dalam jumlah besar, pastikanlah Anda telah membawa kartu debit dan/atau kartu kredit untuk keperluan tidak terduga.

Saran lainnya, Anda juga bisa pisahkan uang tunai di banyak tempat untuk menghindari risiko kecurian atau kehilangan secara sekaligus. Ada baiknya, Anda tidak memasukkan seluruh uang tunai ke dalam satu tempat seperti dompet atau tas tangan. Pisahkan uang tunai yang akan dipakai dalam perjalanan dengan yang akan dipakai di tempat tujuan. Misalnya, memisahkan uang tunai untuk masing-masing pos anggaran ke dalam amplop uang.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version