Menu
in ,

THR untuk Beli Saham, Perhatikan Tiga Hal Ini

Pajak.com, Jakarta – Ada baiknya jika tunjangan hari raya (THR) tak hanya digunakan untuk aktivitas konsumsi, tetapi disisihkan pula untuk menabung atau berinvestasi. Salah satu instrumen investasi yang bisa dipilih adalah saham. Namun, sebelum itu, Direktur NH Korindo Sekuritas Amir Suhendro Samirin menyarankan agar investor pemula memerhatikan tiga hal. Pertama, investor pemula harus mempelajari terlebih dahulu fundamental keuangan emiten saham yang akan dituju. Jangan sampai asal pilih, lantas THR lewat begitu saja.

“Untuk kepentingan jangka panjang, pastikan fundamentalnya baik. Untuk kepentingan jangka panjang, cari lah saham dengan nilai yang murah atau sangat murah,” kata Amir.

Supaya simpel tapi tetap terukur, Amir menyarankan para investor membeli saham yang masuk kelompok IDX30 atau LQ45. Sebagai informasi, IDX30 merupakan indeks utama (headline index) yang mengukur performa dari 30 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar.

Sementara saham LQ45 merupakan indeks pasar saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan beranggotakan 45 perusahaan emiten dengan indikator utamanya adalah likuiditas. Saham-saham LQ45 juga diseleksi dengan kriteria tertentu oleh BEI.

“Nah, saham IDX30 atau saham LQ45 bisa yang sudah dipilih. Itu saham terkenal baik dan sudah teruji paling tidak 10 tahun untuk di pasar dengan kapitalisasi cukup besar,” tambah Amir suhendro samirin.

Kedua, Amir menyarankan supaya investor dapat meniru gaya berinvestasi ala Lo Kheng Hong. Miliarder asal Indonesia itu memilih saham berdasarkan profil perusahaan, manajemen, dan harga saham yang relatif lebih murah.

“Pilihan beliau utamanya adalah yang dibeli dengan price to value rendah. Cari price to value yang rendah itu berapa. Contohnya, harga sebuah saham price to value adalah 0,2, dibandingkan dengan nilai perusahaan itu, misalnya, sebesar 100. Jadi, 22 persen yang hanya Anda harus bayar, dibandingkan nilai perusahaan itu sendiri atau book value perusahaan itu sendiri,” urainya.

Kendati demikian, Amir tidak menyarankan para investor untuk membeli saham gocapan alias murahan. Sebab kinerja perusahaannya akan cenderung berjalan di tempat, sehingga investor tidak menuai imbal hasil yang optimal.

“Yang murah itu saham gocapan, tapi enggak ada gunanya dibeli. Karena dia akan di situ-situ saja, dan bahkan pada gilirannya bisa terdepak keluar dari bursa atau delisting,” kata Amir suhendro samirin.

Ketiga, pilihlah saham consumer good. Mengingat di masa di masa Ramadan dan Idulfitri transaksi penjualan perusahaan tengah melonjak, bahkan bisa mencapai 50-100 persen.

“Misalnya, saham Ramayana Agro Lestari, itu bisa penjualannya selama puasa dan lebaran bisa 50 persen dari penjualan setahun,” sebutnya.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version