Menu
in ,

Strategi Kementerian Investasi Dongkrak Inovasi Teknologi

Pajak.com, Jakarta – Pemerintah mempunyai pekerjaan besar mengembalikan defisit fiskal dari level 6,1 persen pada tahun lalu menjadi maksimum 3 persen tahun depan. Penerapan inovasi dan teknologi dinilai memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional secara jangka panjang. Merujuk kajian Asian Development Bank (ADB) atau Bank Pembangunan Asia bertajuk “Innovate Indonesia: ‘Unlocking Growth through Technological Transformation’” menunjukkan, kemampuan adopsi teknologi dan inovasi berpotensi meningkatkan 0,55 persen pertumbuhan ekonomi per tahun selama dua dekade ke depan. Sementara, kontribusi investasi diperkirakan memiliki andil 30-35 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional.

Menyadari hal itu, Kementerian Investasi (Keminves)/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyampaikan, saat ini tengah menyiapkan sejumlah strategi untuk mendongkrak investasi di sektor inovasi dan teknologi. Keminves bahkan berjanji akan memberikan karpet merah bagi para investor di sektor ini.

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan, di antara kemudahan yang diberikan adalah pengurusan perizinan dan insentif perpajakan berupa tax holiday dan fasilitas tax allowance. Melalui stimulus ini, kewajiban pajak investor bisa berkurang sampai 200 persen. Beberapa produk di sektor inovasi yang dinilai memiliki prospek yang bagus, di antaranya mobil listrik, baterai mobil listrik, serta produk inovatif yang memiliki dampak risiko lebih rendah.

“Untuk inovasi teknologi kita akan memberikan ruang. Agar menarik minat mereka masuk nanti kita kasih insentif. Insentif yang ada saat ini di antaranya adalah tax holiday dan fasilitas tax allowance. Lamanya berapa tahun itu tergantung proposal yang mereka ajukan, berapa investasinya, di mana investasinya, produknya berbentuk apa. Nah, itu yang kemudian akan menentukan insentif yang kita kasih ini cocoknya apa, berapa lama dan berapa besaran insentifnya,” kata Bahlil kepada pajak.com pada acara halalbihalal dengan wartawan, Jumat (28/5/21).

Bahlil juga optimistis pertumbuhan investasi akan menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi tahun ini. Alasannya terkait kontribusi investasi yang bisa mencapai 30-35 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional.

Sebelumnya, Peneliti Center for Indonesia Policy Studies (CIPS) Pingkan Audrine menyampaikan, implementasi inovasi dan teknologi punya peran buat mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. Pemanfaatan teknologi sangat dimungkinkan untuk menambah pertumbuhan ekonomi. Terutama karena dari segi produksi dan manufaktur tentu akan mempermudah dan mempercepat produksi barang dalam jumlah besar dan cepat.

“Ini sangat berpeluang menarik investasi baik dalam maupun luar negeri, meski harus dipastikan kejelasan regulasi agar investor merasa yakin menanamkan modalnya,” jelasnya.

Beberapa produk di sektor inovasi yang dinilai memiliki prospek yang bagus, di antaranya, mobil listrik, baterai mobil listrik, serta produk inovatif yang memiliki dampak risiko yang lebih rendah.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version