in ,

Siap Jadi Produsen Anoda Terbesar Ke-2 di Dunia, Jokowi Resmikan Pabrik Milik BTR di KEK Kendal

Jokowi Resmikan Pabrik Milik BTR di KEK Kendal
FOTO: PT Indonesia BTR New Energy Material (BTR)

Siap Jadi Produsen Anoda Terbesar Ke-2 di Dunia, Jokowi Resmikan Pabrik Milik BTR di KEK Kendal

Pajak.com, Kendal – Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmikan pabrik komponen baterai listrik anoda milik PT Indonesia BTR New Energy Material (BTR) yang beroperasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, Jawa Tengah. Peresmian ini menandakan kesiapan BTR menjadi produsen anoda terbesar ke-2 di dunia.

Sebagai informasi, BTR merupakan perusahaan asal Cina yang berdiri sejak tahun 2000 dan saat ini telah berhasil menjadi pabrik anoda terbesar pertama di dunia. Kemudian di akhir tahun 2023, BTR memutuskan untuk berekspansi ke Indonesia dengan nilai investasi sebesar 478 juta dollar Amerika Serikat (AS) di tahap pertama, kemudian 299 juta dollar AS pada tahap kedua. Pabrik BTR  diproyeksi akan menyerap 7.800 tenaga kerja, terdiri dari 6.000 tenaga lokal pada saat konstruksi dan 1.800 tenaga kerja lokal pada saat beroperasi di tahap pertama dan kedua.

Setelah resmi beroperasi, BTR akan memproduksi material anoda sebanyak 80.000 ton, sembari terus melakukan perluasan pembangunan di lokasi yang sama. Pembangunan tahap dua akan segera dimulai dan ditargetkan selesai pada kuartal I-2025 dengan kapasitas produksi tambahan sebesar 80.000 ton per tahun. Dengan total produksi sebesar 160.000 ton per tahun, maka ini menjadikan Indonesia sebagai produsen bahan anoda baterai lithium-ion terbesar ke-2 di dunia setelah Cina.

Jokowi mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini sedang fokus untuk melakukan hilirisasi industri. Tidak hanya hilirisasi komoditas nikel, namun juga tembaga dan timah, termasuk di dalamnya komponen kendaraan listrik.

“Karena Indonesia ingin membangun ekosistem kendaraan listrik, membangun ekosistem EV yang terintegrasi menjadi hal yang harus dilakukan untuk menjadikan kita bagian penting dari rantai pasok dunia,” ujar Jokowi dalam sambutannya, (7/8).

Ia pun turut menyambut beroperasinya pabrik anoda ini yang menurutnya akan memperkuat industri kendaraan listrik Indonesia. Hasil produksi dari pabrik BTR ini akan disuplai ke beberapa merek, seperti BYD, SK Group, LG, Samsung, dan bebagai perusahaan terkemuka lainnya. Serta melakukan ekspor ke berbagai perusahaan terkemuka di AS, Eropa, Jepang, hingga Korea.

Baca Juga  Pemkab Kendal Tawarkan Insentif Pajak dan Kemudahan Investasi di Apkasi Otonomi Expo 2024

Pada kesempatan yang sama, Chairman BTR Group He Xueqin mengungkapkan tujuan dan harapannya berinvestasi di Indonesia.

“Selain mendukung program hilirisasi pemerintah, kami berharap proyek ini juga dapat meningkatkan devisa negara. Kami juga berharap proyek BTR ini dapat mendukung Indonesia untuk berintegrasi ke dalam rantai pasokan global bahan baterai lithium dan menjadi pemain global dalam ekosistem baterai dan kendaraan Listrik,” jelas Xueqin.

Ia menambahkan, guna memenuhi permintaan atas green product, BTR akan menggunakan energi dari gas serta berkomitmen untuk melakukan transisi energi dan berencana untuk melakukan perjanjian jual beli listrik hijau dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)/PLN pada tahap kedua.

Founder dan Presiden Direktur PT Jababeka Tbk selaku perusahaan Joint Venture dari PT Kawasan Industri Kendal Setyono Djuandi Darmono meyakini bahwa keberadaan BTR di KEK Kendal menciptakan efek berganda untuk berbagai aspek.

“Saat ini industri otomotif dan renewable energy mulai menjadi tren baru di KEK Kendal. Tentunya kami berharap dengan beroperasinya BTR, hal ini akan menarik industri renewable energy dan otomotif lainnya untuk masuk dan terciptanya ekosistem industri terintegrasi di dalam kawasan. Selain itu, dengan semakin bertumbuhnya industri di dalam kawasan diharapkan dapat memperluas penyerapan tenaga kerja, meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional,” pungkas Setyono.

Acara juga dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, perwakilan Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, serta beberapa pemerintah daerah.

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *