in ,

Penyelenggaraan ASOMM Sepakati ASEAN sebagai Pusat Industri Hilirisasi Mineral

ASEAN sebagai Pusat Industri Hilir
FOTO: Kementerian ESDM

Penyelenggaraan ASOMM Sepakati ASEAN sebagai Pusat Industri Hilirisasi Mineral 

Pajak.com, Bali – Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama negara anggota Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), sepakat menjadikan ASEAN sebagai pusat industri hilirisasi mineral. Kesepakatan itu ditetapkan dalam penyelenggaraan The ASEAN Senior Officials Meeting on Minerals (ASOMM) di Bali.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Bambang Suswantono menekankan bahwa tekad untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat industri hilirisasi mineral, membutuhkan upaya yang besar dan kuat dari negara-negara anggota.

“Untuk mencapainya, delegasi ASEAN yang hadir ASOMM perlu memfokuskan kembali program implementasi yang mendukung visi ini. Visi hilirisasi mineral dimasukkan dalam ASEAN Minerals Cooperation Action Plan (AMCAP) ke-IV,” jelas Bambang saat membuka The 11th Joint Working Groups Meeting of The ASEAN Minerals Cooperation (JWG) and ASOMM, dikutip Pajak.com (6/5).

Ia menekankan bahwa ASEAN diberkahi dengan potensi mineral yang sangat besar terutama mineral kritis. Oleh karena itu, ASEAN harus menjadi pemain kunci untuk mineral kritis di dunia. ASEAN harus mampu memanfaatkan peluang ini untuk mengembangkan mineral kritis sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi regional ASEAN.

“Seperti yang dibayangkan para pemimpin kami untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat produksi global industri kendaraan listrik, potensi mineral yang sangat besar adalah peluang untuk mendorong ASEAN menjadi pusat pertambangan,” ujar Bambang.

Dengan demikian, negara anggota ASEAN perlu memiliki komitmen kuat untuk merancang kerangka kerja sama mineral, sehingga industri ini lebih kompetitif.

Baca Juga  InkubatorX: Riset Akselerasi Pengembangan Hilirisasi

“Indonesia mendorong partisipasi dan keterlibatan negara anggota ASEAN yang lebih tinggi pada setiap tahap, mulai dari pengembangan rencana aksi, program implementasi, serta evaluasi dan rekomendasi solutif untuk kemajuan yang lebih besar dalam pengembangan mineral ASEAN,” ungkap Bambang.

Ia juga mengingatkan bahwa kerja sama pengembangan industri mineral di negara ASEAN ditandai dengan pertemuan ASOMM pertama di Bali pada 22-24 Oktober 1996.

“Dalam peringatan 28 tahun kerja sama, Bambang menilai ASEAN telah kami telah mencapai banyak hal. Kami percaya bahwa ASEAN masih perlu mengambil tindakan yang lebih komprehensif agar kerja sama mineral dapat lebih strategis dalam waktu dekat,” kata Bambang.

Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif menekankan bahwa upaya hilirisasi dalam negeri membutuhkan pemanfataan sumber daya mineral dan batu bara yang dilakukan dengan mengedepankan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).

“Hiliriasi bisa dicapai melalui prinsip good mining practices, yang tidak hanya memberikan dampak pada penerimaan negara dan masyarakat, tapi kelestarian lingkungan bisa tetap terjaga,” tegas Arifin.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *