Menteri Investasi: Sektor Tertutup untuk Investor Asing Dulu 100 Kini Hanya 5
Pajak.com, Jakarta – Indonesia semakin memperkuat posisinya sebagai tujuan investasi global dengan kebijakan yang lebih terbuka bagi investor asing. Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani menyampaikan bahwa jumlah sektor yang tertutup untuk investasi asing telah berkurang drastis, dari lebih dari 100 sektor menjadi hanya lima.
Adapun, kebijakan ini diharapkan dapat menarik lebih banyak investor untuk menanamkan modal di Indonesia dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Rosan menegaskan bahwa, pemerintah berfokus pada peningkatan investasi berkualitas sebagai prioritas utama pembangunan ekonomi. Ia menyebut bahwa investasi memegang peranan penting dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.
“Untuk mencapai target 8 persen, jelas terlihat bahwa struktur pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini didorong oleh beberapa faktor utama. Konsumsi domestik memberikan kontribusi sebesar 53-54 persen terhadap pertumbuhan ekonomi, sementara investasi berperan sekitar 24-25 persen. Pengeluaran pemerintah menyumbang sekitar 8-9 persen, sementara ekspor minus impor berkontribusi sekitar 2 persen,” kata Rosan dalam keterangan resmi, dikutip Pajak.com pada Kamis (28/11).
Salah satu langkah strategis yang diambil pemerintah adalah melalui penerapan Omnibus Law, yang merevisi daftar negatif investasi asing. Rosan menjelaskan bahwa kebijakan ini telah membuka lebih banyak peluang di berbagai sektor yang sebelumnya tertutup.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan, juga menyoroti kekuatan ekonomi Indonesia di tengah tantangan global. Ia mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bertahan di angka 5,2 persen tahun lalu, sebuah pencapaian yang mencerminkan fondasi ekonomi yang kuat.
“Kami yakin Indonesia dapat terus tumbuh dan berkembang. Perekonomian tetap solid, dan meskipun terdapat ketidakpastian global, kami masih memiliki ruang yang besar untuk tumbuh,” jelasnya.
Pemerintah optimistis bahwa target pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen pada tahun 2024 dapat tercapai. Luhut juga menekankan pentingnya reformasi dan peningkatan efisiensi di seluruh kementerian dan lembaga sebagai upaya meningkatkan daya saing Indonesia di mata investor. “Dengan rasio utang terhadap PDB yang relatif rendah dan defisit anggaran yang berada pada kisaran 2,5-3 persen, kami memiliki ruang yang cukup untuk (perekonomian) tetap tumbuh,” jelasnya.
Comments