Menu
in ,

Jokowi Bertemu Presiden Jerman, Bahas Kerja Sama

Pajak.com, Bogor – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden Republik Federal Jerman Frank-Walter Steinmeier di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat (16/6). Dalam pertemuan itu, kedua pemimpin membahas sejumlah upaya kerja sama bilateral, khususnya dalam hal investasi dan ekonomi.

“Pertemuan bilateral tadi berlangsung sangat bersahabat dan produktif, serta mengenai isu-isu bilateral kita fokus berbicara mengenai kerja sama ekonomi,” kata Jokowi dalam keterangan tertulis yang diterima Pajak.com (17/6).

Ia memerinci fokus pertemuan itu. Pertama, Jokowi menekankan pentingnya kerja sama di Industri 4.0, khususnya percepatan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).

“Telah terdapat MoU (Memorandum of Understanding) antara kementerian perindustrian dengan Deutsche Messe AG dan dengan Infineon AG yang akan ditandatangani hari ini. Indonesia akan menjadi partner country Hannover Messe pada tahun 2023, setelah juga berpartisipasi di pameran industri 4.0 di Hannover Messe tahun 2022 ini,” ungkap Jokowi.

Kedua, Indonesia dan Jerman juga membahas peningkatan investasi Jerman di industri berteknologi tinggi, antara lain investasi di sektor kendaraan listrik dari hulu sampai hilir. Jokowi mengajak industri Jerman untuk mengembangkan pabrik semikonduktor dan berinvestasi di berbagai kawasan industri hijau di Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Investasi (Kemenves)/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), total realisasi investasi Jerman ke Indonesia mencapai 1,14 miliar dollar AS pada 2016 sampai 2021. Realisasi investasi ini berasal dari 3.015 proyek dengan serapan tenaga kerja sekitar 35.492 orang.

“Saya mengajak industri Jerman untuk mengembangkan pabrik semikonduktor di Indonesia dan menjadikan industri ini bagian dari rantai pasok cip global, dan untuk berinvestasi di kawasan-kawasan industri hijau di Indonesia. Saya menyampaikan kembali tawaran Indonesia kepada Jerman untuk membangun German Industrial Quarter di salah satu kawasan industri di Indonesia,” kata Jokowi.

Ketiga, Indonesia menekankan mengenai penguatan kerja sama perubahan iklim. Jokowi mengajak Jerman menjadi mitra Indonesia dalam mengolah potensi-potensi sumber-sumber energi baru terbarukan di Indonesia.

“Saya menghargai dukungan Jerman dalam pembangunan green infrastructure initiative senilai 2,5 miliar euro, pembangunan pusat mangrove dunia yang baru saja diresmikan beberapa hari yang lalu, kemudian integrasi transmisi hijau di Sulawesi Utara senilai 150 juta euro, serta pilot project pengembangan energi geotermal senilai 300 juta euro,” ujarnya.

Selain itu, Jokowi menekankan, Indonesia memegang Presidensi G20  sedangkan Jerman memegang presidensi G7. Dengan demikian, Jokowi mendorong kolaborasi antara kedua belah pihak, khususnya dalam transisi energi yang menjadi prioritas bersama.

“G20 dan G7 mempunyai prioritas yang sama, yaitu transisi energi. Saya mengundang kontribusi Jerman dan negara-negara G7 dalam berbagai pengetahuan dan teknologi, serta akses pendanaan. Saya mengajak Jerman untuk mendukung pembentukan energy transition financing dan pasar karbon di Indonesia, serta kerja sama riset di bidang energi hidrogen dan mobil,” ungkap Jokowi.

Kedua pemimpin juga membahas isu kawasan dan global, diantaranya mengenai perkembangan situasi di Ukraina dan kerja sama Indo-Pasifik.

“Secara tegas saya menyampaikan kembali posisi konsisten Indonesia mengenai pentingnya penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah. Untuk itu, prinsip-prinsip dan hukum internasional harus dipatuhi secara konsisten, dan budaya damai serta saling menghormati, serta semangat kerja sama perlu terus diperkuat. Saya juga mendorong penguatan kerja sama mengatasi dampak perang Ukraina, khususnya terhadap pangan dan energi,” jelas Jokowi.

Terkait dengan kerja sama di kawasan Indo-Pasifik, Indonesia menekankan pentingnya arsitektur kawasan secara inklusif yang mengedepankan semangat kolaborasi dan kerja sama multilarisme dan perdamaian.

Jokowi pun menyampaikan kegembiraannya menerima kunjungan Presiden Frank-Walter Steinmeier beserta seluruh delegasi. Menurutnya, Presiden Frank-Walter Steinmeier bukan orang baru baginya.

“Kami bertemu di tahun 2014 di Jakarta saat Presiden Frank-Walter Steinmeier menjabat sebagai Menteri Luar Negeri. Saat ini Indonesia menjadi salah satu tujuan pertama kunjungan bilateral presiden, setelah kembali terpilih sebagai presiden bulan Februari tahun ini. Tentu ini menunjukkan kedekatan hubungan kedua negara, yang mana Jerman adalah Ketua G7 dan Indonesia adalah Presiden G20,” ungkap Jokowi.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version