in ,

Dewan Bisnis AS-ASEAN Apresiasi Kemudahan Berusaha

Dewan Bisnis AS-ASEAN
FOTO: IST

Dewan Bisnis AS-ASEAN Apresiasi Kemudahan Berusaha

Pajak.com, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima delegasi dari Dewan Bisnis  Amerika Serikat-Association of Southeast Asian Nations/ASEAN (AS-ASEAN) atau US-ASEAN Business Council, di Istana Negara, Jakarta, (24/8). Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, dalam pertemuan itu para delegasi Dewan Bisnis AS-ASEAN mengapresiasi kemudahan berusaha yang diberikan Pemerintah Indonesia sekaligus memuji penanganan pandemi COVID-19.

“Para delegasi menyampaikan ucapan terima kasih atas kemudahan berusaha yang diberikan Pemerintah Indonesia, sehingga usaha mereka di Indonesia tetap berjalan meski dalam kondisi ketidakpastian global akibat pandemi. Itu dibuktikan dengan salah satu diantaranya pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini 5,4 persen dan inflasi di bawah 5 persen. Rata-rata mereka semua mengapresiasi kepemimpinan Bapak Presiden Joko Widodo, sekalipun kita tahu dalam kondisi global, ekonomi global juga tidak terlalu baik,” kata Bahlil dalam konferensi pers setelah mendampingi Presiden Jokowi.

Dalam pertemuan, Presiden Jokowi juga mengundang para delegasi untuk berinvestasi ke dalam energi dan industri hijau yang saat ini menjadi perhatian Pemerintah Indonesia.

“Bapak Presiden Joko Widodo tadi mengundang mereka juga untuk mempersilakan masuk ke Indonesia. Indonesia sekarang lagi masuk ke green energy, green industry. Kemudian juga Bapak Presiden Joko Widodo mengajak mereka untuk investasi di sektor kesehatan, digital,” ujar Bahlil.

Baca Juga  Indonesia Siap Produksi Massal Baterai Kendaraan Listrik pada April 2024

Selanjutnya, pertemuan turut membahas mengenai langkah proaktif yang diambil apabila terjadi masalah teknis di lapangan. Dihadapan delagasi, Pemerintah Indonesia akan melakukan langkah komprehensif untuk menjaga kondisi investasi lebih baik.

“Tadi Bapak Presiden Joko Widodo juga menyampaikan bahwa kita akan melakukan langkah-langkah komprehensif dan terukur dalam rangka percepatan-percepatan dan kondisi investasi yang lebih baik. Presiden Jokowi juga mengapresiasi investasi Amerika Serikat di Indonesia yang makin baik. Sekarang dalam data kami sudah nomor empat setelah Tiongkok,” ungkap Bahlil.

Selain itu, ia mengungkapkan, Indonesia telah memperoleh komitmen investasi sebesar 6,72 miliar dollar AS dari Korea Selatan (Korsel). Komitmen ini merupakan hasil tindak lanjut kunjungan Presiden Jokowi beserta jajaran ke Jepang, Korsel, dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) pada akhir Juli 2022 lalu.

“Salah satu komitmen investasi Korea sebesar 6,72 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 100 triliun lebih. Perlu kami sampaikan bahwa dari yang sudah ada semuanya sudah on going, bahkan sebagian groundbreaking-nya mulai di akhir tahun ini dan sebagian di Januari (2023),” kata Bahlil.

Secara spesifik, dalam komitmen investasi itu terdapat penambahan investasi sebesar 3,5 miliar dollar AS dari Posco yang akan bekerja sama dengan Krakatau Steel untuk memproduksi baja. Produksi ini untuk memenuhi kebutuhan otomotif, termasuk kendaraan listrik.

Baca Juga  “Tips” Kelola THR Agar Tidak Habis Begitu Saja

“Seluruh perizinan dan insentifnya sudah clear. Terdapat pula komitmen untuk pembangunan pabrik sepatu di Sragen, Jawa Tengah yang akan menyerap tenaga kerja kurang lebih 30 ribu orang. Kemudian, ada LG yang membangun pabrik baterai listrik serta berminat untuk berinvestasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. LG dalam membangun ekosistem baterai mobil semuanya masih dalam schedule, semua kerja, dan realisasinya sebagiannya sudah jalan,” ungkap Bahlil.

Untuk RRT, ada komitmen penambahan impor CPO dari Indonesia. Selain itu,  RRT juga akan berinvestasi dalam pembangunan Green Industrial Park di Kalimantan Utara (Kaltara) serta Energi Baru Terbarukan (EBT) di sejumlah daerah.

“Tadi kami diarahkan untuk melakukan percepatan terhadap kawasan industri di Kaltara, dan alhamdulillah semua perizinannya semua sudah selesai. Dan, sekarang pembangunan infrastrukturnya sudah mulai. Hal-hal lain yang terkait dengan di RRT, pengembangan untuk CATL (Contemporary Amperex Technology Limited), kemudian beberapa energi baru terbarukan pun berjalan,” jelas Bahlil.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menambahkan, untuk evaluasi Indonesia Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) diharapkan dapat segera selesai sebelum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.

“Pemerintah Jepang sudah menerima sertifikasi New ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil) dan juga memperluas usulan akses pasar untuk produk tuna kaleng, kopi, produk laut, serta buah tropis seperti mangga, nanas, dan pisang. Ini diharapkan bisa masuk di dalam general review IJEPA, di mana pos tarifnya bisa diperbaiki,” jelas Airlangga.

Baca Juga  OJK: Bursa Karbon Indonesia Terbesar di ASEAN

Kemudian, sejumlah investasi dari Jepang yang masuk ke Indonesia lainnya, antara lain tambahan investasi dari Mitsubishi sebesar Rp 10 triliun dan Toyota Group sebesar Rp 27,1 triliun.

Di bidang infrastruktur, kerja sama untuk proyek strategis dilakukan Indonesia dan Jepang, seperti melanjutkan pembangunan Pelabuhan Patimban tahap II (2024-2025) dengan investasi sekitar Rp 7,58 triliun dan persiapan untuk fasilitas tahap III KPBU (Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha) sebesar Rp 3,86 triliun.

Komitmen investasi Jepang juga diperoleh dari Sojitz Corp yang akan membangun industri metanol di Papua Barat.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *