Menu
in ,

BI Perkirakan Permintaan Kredit Perbankan Terus Tumbuh

BI Perkirakan Permintaan Kredit Perbankan Terus Tumbuh

FOTO: IST

Pajak.com, Jakarta – Selaras dengan kembali menggeliatnya perekonomian nasional, Bank Indonesia (BI) memperkirakan bahwa permintaan kredit perbankan akan terus tumbuh hingga akhir tahun 2021. Apalagi, mobilitas masyarakat mulai kembali pulih, serta permintaan atas komoditas pun mengalami kenaikan seiring kebijakan relaksasi PPKM.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, kebutuhan atas pembiayaan perbankan juga turut meningkat. Ia memprediksi, pertumbuhan kredit ke depan akan meningkat, baik dari sisi penawaran oleh perbankan, terutama dari kenaikan permintaan kredit oleh dunia usaha.

“Permintaan atau demand menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan kredit perbankan. Oleh karenanya, dengan telah dibukanya berbagai aktivitas ekonomi, permintaan itu bakal mengalami penguatan,” kata Perry dalam konferensi pers virtual akhir pekan lalu, dikutip Senin (22/11/2021).

Perry menilai, dari sisi penawaran kredit, satu-satunya permasalahan yang dihadapi ialah persepsi risiko kredit. Namun demikian, persepsi risiko ini diprediksi terus membaik, sejalan dengan tren pemulihan ekonomi nasional.

Di sisi lain, Perry menjelaskan likuiditas perbankan tercatat berada pada level yang cukup. Dengan kata lain, perbankan masih sangat mampu untuk menjalankan fungsi intermediasi. BI mencatat, rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) berada pada level 34,05 persen.

Sementara itu, DPK tumbuh sebesar 9,44 persen secara tahunan (year on year/yoy). Kondisi likuiditas sangat longgar karena didorong  oleh kebijakan moneter yang akomodatif dan dampak sinergi BI dengan pemerintah dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional. Hingga Oktober 2021, BI mencatat intermedias perbankan tumbuh sebesar 3,24 persen secara yoy. Pertumbuhan terjadi pada seluruh kelompok penggunaan kredit.

Tren positif pertumbuhan kredit juga bisa dilihat pada laporan kinerja keuangan kuartal III-2021 di lima bank RI dengan aset terbesar, yaitu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Hingga akhir September 2021 lalu, Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan kredit secara konsolidasi sebesar 16,93 persen secara yoy, menjadi Rp 1.021,6 triliun.

Pertumbuhan bank tersebut menjadi yang tertinggi dibanding empat bank raksasa lainnya. Wholesale tercatat masih menjadi segmen kredit utama Bank Mandiri, dengan peningkatan mencapai 7,93 persen yoy menjadi sebesar Rp 533 triliun. Sementara itu, kredit pada segmen UMKM melesat sebesar 20,3 persen secara yoy menjadi Rp 100,1 triliun.

Ada pun BRI mencatatkan pertumbuhan kredit konsolidasian sebesar 9,74 persen secara yoy, menjadi Rp 1.026,42 triliun. Sektor UMKM masih menjadi penggerak utama kredit BRI, Realisasi penyaluran kredit mencapai Rp 848,6 triliun, tumbuh 12,5 persen secara yoy. Sementara untuk bank swasta, BCA mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 4,1 persen secara yoy, menjadi Rp 605,9 triliun hingga akhir September 2021.

BNI juga membukukan penyaluran kredit cukup besar, yakni Rp 569,73 triliun hingga akhir September 2021. Angka ini tumbuh 3,7 persen secara yoy. Pertumbuhan ini didorong oleh sektor konsumer, dengan pertumbuhan sebesar 9,9 persen secara yoy.

Kemudian ada juga BTN yang tercatat menyalurkan kredit sebesar Rp 270,27 triliun hingga kuartal III-2021, tumbuh sebesar 6,03 persen secara tahunan.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version