“Kolaborasi merupakan cara kami dalam melayani nasabah usaha mikro, kecil, dan menengah serta masyarakat luas dan ritel secara efektif dan cepat. Melalui pembiayaan ini, kami ingin berkontribusi dalam pemulihan ekonomi akibat pandemi,” tambah Kharim.
Selain itu, pertumbuhan kredit yang tinggi mendorong pendapatan bunga meningkat 624 persen menjadi Rp 652 miliar. Sementara itu beban bunga terkerek 147 persen menjadi Rp 63 miliar. Dengan demikian pendapatan bunga bersih tercatat Rp 590 miliar atau tumbuh 812 persen. Net interest margin (NIM) kini berada di angka 7,4 persen, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu sebesar 4,7 persen.
Tidak hanya pendapatan bunga bersih, Bank Jago juga meraih fee based income sebesar Rp 56 miliar, tumbuh hampir dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kharim melanjutkan, kemampuan menekan beban bunga tak lepas dari kehadiran aplikasi Jago yang diluncurkan pada April 2021. Dengan jumlah nasabah funding mencapai 1,4 juta orang, total dana pihak ketiga (DPK) pada akhir 2021 mencapai Rp 3,68 triliun, meningkat 357 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Berkat aplikasi tersebut, dana murah atau current account savings account (CASA) yang dihimpun mencapai Rp 1,68 triliun, meningkat 667 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Comments