Menu
in ,

Bahlil: Kawasan Energi Hijau Akan Dibangun di Kaltara

Bahlil: Kawasan Energi Hijau Akan Dibangun di Kaltara

FOTO: IST

Pajak.com, Jakarta – Dalam waktu dekat, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) akan di bangun kawasan energi hijau (green energy) dengan nilai investasi miliaran dollar AS. Hal itu diungkapkan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers virtual bertajuk Realisasi Investasi Triwulan II-2021, pada Selasa (27/7).

“Belum saya buka detailnya sekarang, yang jelas kita bangun besar-besaran investasinya puluhan billion dollar AS. Kita akan bangun kawasan energi hijau di Kalimantan Utara (Kaltara), tapi nanti yang akan umumkan menteri koordinator bidang maritim dan investasi saja. Intinya berbagai cara kita lakukan untuk menarik investasi di luar Pulau Jawa,” kata Bahlil.

Ia percaya, kawasan energi hijau (green energy) yang bersifat hilirisasi itu sangat potensial terealisasi. Sebab, pandemi Covid-19 tidak memengaruhi pertumbuhan sektor usaha di bidang hilirisasi. Terpenting bagi Indonesia, proyek investasi green energy itu nantinya bakal melibatkan usaha mikro kecil menengah (UMKM) sekitar daerah, sehingga bisa mendongkrak perekonomian daerah setempat. Amanah ini telah teruang dalam Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

“Perintah Presiden Jokowi ke kami agar mendorong investasi yang inklusif. Jangan mengurus yang besar-besar saja, UMKM harus diurus dan jangan hanya urus investasi di Pulau Jawa, tapi juga Luar Jawa. Kami konsisten jalankan itu,” jelasnya.

Bahlil lantas menyebutkan strategi yang telah dilakukan untuk menarik investasi di luar Pulau Jawa. Pertama, memberikan insentif yang tidak bisa didapatkan di Jawa. Kedua, permudah mengurus perizinan. Ketiga, membantu investor sampai dengan melakukan proses pembangunan dari investasi yang ditanamkan di dalam negeri.

“Selesaikan perasaan mereka, izin diselesaikan. Berikan rasa keyakinan dan stabilitas politik keamanan di sana agar implementasi investasi berjalan. Strateginya, kami harus datangi satu-satu—kami yakinkan mereka, kasih insentif, kasih izin, jangan ada palak-palak. Kalau perusahaan datang sudah palak duluan, ya susah mereka datang ke daerah,” kata eks Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini.

Menurut Bahlil, hasil dari strategi itu setidaknya dapat dilihat dari realisasi investasi di luar Pulau Jawa yang mencapai sebesar Rp 228,23 triliun pada semester I-2021. Angka itu setara dengan 51,5 persen dari total realisasi investasi sebesar Rp 443,76 triliun. Negara penyumbang investasi terbesar, antara lain berasal dari Singapura sebesar 4,7 miliar dollar AS (30,1 persen); Hongkong 4,7 miliar dollar AS (14,5 persen); Belanda 1,3 miliar dollar AS (8,2 persen).

“Jadi tidak ada dominasi Asia saja. Sudah mulai bergeser kita ke Eropa. Mudah-mudahan tambah bagus, paten sekali ini,” kata Bahlil.

Bahlil juga memastikan, di tahun 2021 bakal masuk investasi dari Amerika Serikat (AS), Australia, dan Korea Selatan. Nilai investasi yang dibawa investor dari ketiga negara itu cukup besar pada kuartal IV-2021.

“Itu nanti di akhir 2021 mereka sudah realisasi. Berapa angkanya dan siapa perusahaannya, nanti kita tunggu tanggal mainnya,” tutupnya.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version