Menu
in ,

Antler Cari 100 Startup Indonesia untuk Didanai

Antler Cari 100 Startup Indonesia untuk Didanai

FOTO: IST

Pajak.com, Jakarta Antler, perusahaan venture capital global yang fokus pada pendanaan tahap awal (early-stage), resmi beroperasi di Indonesia. Partner Antler Indonesia Subir Lohani mengatakan, Antler akan mencari 100 startup lokal untuk didanai dalam waktu 4 tahun hingga 5 tahun ke depan. Rencana Antler dalam pencarian startup Indonesia, dan investasi pertamaa akan dilakukan mulai awal tahun 2022.

Antler merupakan perusahaan yang didirikan di Singapura sejak tahun 2017 dan sudah memiliki jaringan di 16 negara. Antler telah berinvestasi di lebih dari 350 startup teknologi di berbagai negara. Adapun kategori startup yang diberikan pendanaan mulai dari deep-tech, perusahaan business to business (B2B), business to consumer (B2C) yang memiliki perkembangan pesat di berbagai sektor, seperti robotics, artificial intelligence (AI), education-tech, marketplace, health-tech, financial-tech, dan property-tech.

“Antler mencari individu yang berpengalaman dan berambisi untuk mengembangkan startup. Kami akan melakukan investasi tahap awal di tim yang kuat dengan model bisnis yang sudah tervalidasi melalui program intensif selama 6 bulan. Misi kami adalah membantu founders untuk membentuk manajemen tim yang kuat, mengidentifikasi masalah krusial di pasar Indonesia dan memberikan solusi terbaik,” kata Subir Lohani dalam keterangan resmi yang diterima Pajak.com, pada (17/11).

Menurutnya, Antler menilai banyak talenta di Indonesia yang memiliki potensi menjadi founders hebat, namun belum mendapatkan dukungan dan sumber daya untuk mengembangkan ide menjadi bisnis yang sukses. Maka dari itu, Antler hadir di Indonesia untuk membantu mereka.

Program Director Antler Indonesia Kanta menambahkan, pihaknya sangat mengerti bahwa untuk mengembangkan ide menjadi bisnis yang berjalan di tahap awal itu sangat sulit, khususnya untuk founders baru.

“Saya masuk di program Antler Singapura tahun 2019, hanya dengan ide bisnis dan ambisi yang kuat untuk menjadi seorang startup founder. Antler membantu saya dalam menemukan co-founder, memvalidasi ide bisnis, meluncurkan bisnis ke pasar, serta mempertemukan saya dengan para mentor dan investor untuk mengembangkan bisnis lebih cepat. Saya ingin memberikan kesempatan yang sama kepada individu di Indonesia melalui Antler sebagai ekosistem global untuk pengembangan startup,” jelas Kanta.

Startup di Indonesia kini memang terus berkembang pesat. Berdasarkan hasil laporan Digital Creative Industry Society, jumlah startup di Indonesia mencapai 992. Seluruh pihak, baik pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Bursa Efek Indonesia (BEI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bergotong-royong membangun ekosistem digital yang dapat mendorong pertumbuhan startup, unicorn, bahkan decacorn.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, mendukung startup merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan iklim kewirausahaan yang lebih baik di tanah air.

“Untuk mendukung peningkatan jumlah startup, pemerintah telah memiliki program PPBT (Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi), dimana perusahaan rintisan terpilih, akan menerima sejumlah insentif pendanaan dan pembinaan. Pemerintah juga memiliki beberapa Science Techno Park (STP) potensial yang tersebar di sejumlah daerah dan disediakan pula inkubasi bisnis rintisan di berbagai STP tersebut agar inovasi yang dihasilkan dapat dikomersialisasikan menjadi produk massal,” kata Airlangga.

Ia bangga kini Indonesia memiliki 8 unicorn dan 1 decacorn di bidang e-commerce, transportasi, jasa antar, travel, dan fintech. Unicorn itu antara lain, Bukalapak, Traveloka, OVO, J&T Express, dan sebagainya. Sementara 1 decacorn, yakni GoTo (Gojek dan Tokopedia).

“Munculnya 8 unicorn dan 1 decacorn di bidang e-commerce, transportasi, jasa antar, travel, dan startup fintech diharapkan bisa berintegrasi. Misalnya, fintech berfungsi sebagai enabler dan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi digital kita. Fintech juga diharapkan mampu mendorong partisipasi UMKM (usaha mikro kecil menengah) dan mampu membuat UMKM mengakses platform digital,” kata Airlangga.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version