in ,

Wamenkeu Thomas Klaim Ekonomi Indonesia dalam Kondisi Baik karena Peran APBN

Wamenkeu Thomas
FOTO: IST

Wamenkeu Thomas Klaim Ekonomi Indonesia dalam Kondisi Baik karena Peran APBN

Pajak.com, Jakarta – Di tengah tantangan ekonomi global yang penuh dinamika sepanjang tahun 2024, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas A. M. Djiwandono menegaskan bahwa perekonomian Indonesia tetap berada dalam kondisi baik berkat peran strategis Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

“Kondisi global saat itu tidak baik ya, tapi kita berhasil di tahun 2024 di dalam posisi yang lebih baik. Nah kenapa? Disinilah saya kembali ke perannya fiskal dan perannya APBN itu di negara apapun itu menjadi kalau bahasa kerennya itu shock absorber,” ujar Thomas dalam acara Semangat Awal Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh IDN Times di Jakarta, dikutip Pajak.com pada Kamis (16/1/2025).

Menurut Thomas, sepanjang 2024, APBN memainkan peran krusial dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional. Pada triwulan I-2024, Indonesia menghadapi tekanan berat akibat fenomena El-Nino dan ketegangan geopolitik global. APBN hadir untuk melindungi daya beli masyarakat melalui berbagai program bantuan, seperti bantuan pangan beras, bantuan pangan non-tunai, Bantuan Langsung Tunai (BLT) Mitigasi Risiko Pangan, program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan, pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN), serta pembiayaan operasional Pemilu.

Baca Juga  Tabung LPG 3 Kg Langka, Buruh Bakal Geruduk Kementerian ESDM

Memasuki triwulan II-2024, tekanan ekonomi berlanjut akibat lonjakan harga minyak global dan ketidakpastian moneter dunia. Pemerintah merespons dengan memperkuat program perlindungan sosial dan memberikan gaji ke-13 untuk ASN. Selain itu, sinergi antara kebijakan fiskal dan moneter diperkuat, salah satunya melalui langkah Bank Indonesia (BI) yang menaikkan suku bunga guna menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah.

Pada triwulan III-2024, Indonesia kembali dihadapkan pada eskalasi konflik di Timur Tengah, pelemahan ekonomi Tiongkok, dan keputusan The Fed memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin, pemangkasan pertama sejak 2020. Untuk mengatasi tekanan tersebut, APBN dioptimalkan melalui peningkatan kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), perpanjangan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk sektor perumahan, pengenaan Bea Masuk demi melindungi industri tekstil dalam negeri, serta penambahan penerima manfaat Program Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Pintar (KIP).

Baca Juga  Menko Airlangga Optimistis Perekonomian Indonesia Tetap Tangguh di 2025

Memasuki triwulan IV-2024, ketidakpastian global semakin memuncak seiring gejolak stimulus moneter dan fiskal di Tiongkok, hasil Pemilu Amerika Serikat dengan kembalinya Donald Trump (Trump 2.0), serta instabilitas politik di Eropa. Meski demikian, APBN tetap solid dengan mencatatkan defisit sebesar 2,29 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), yang menjadi fondasi kuat bagi transisi pemerintahan yang efektif.

Thomas menegaskan, APBN 2024 telah bekerja keras meletakkan dasar yang kokoh untuk pelaksanaan APBN 2025 demi mendukung kemajuan bangsa. Kementerian Keuangan berkomitmen untuk terus mengawal pelaksanaan APBN dengan integritas dan soliditas guna menyukseskan program-program strategis pemerintah dalam mewujudkan Misi Asta Cita dan Visi Indonesia Emas 2045.

Baca Juga  Prabowo Izinkan Pengecer Jual LPG 3 Kg Kembali, Pemerintah Pastikan Stok Aman

“Di Kemenkeu tugas kita adalah menjaga fiskal itu. Jadi kami merasa dengan data-data ini terakhir bahwa fiskal kita baik. Artinya di 2025 itu kita juga dengan segala hal yang dikatakan tadi oleh Pak Luhut, potensi-potensi growth dan sebagainya ke depan fiskal kita baik dan fiskal kita kuat,” pungkas Thomas.

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *