Menu
in ,

UMKM Minim Literasi Digital dan Sulit Akses Modal

UMKM Minim Literasi Digital dan Sulit Akses Modal

FOTO: IST

Pajak.comJakarta – Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengemukakan, di masa pemulihan pandemi Covid-19 pelaku UMKM masih menghadapi tantangan, salah satunya yakni minimnya literasi digital.

Tauhid bilang, meskipun hampir 50 persen pelaku UMKM sudah memahami digitalisasi karena mereka telah terkoneksi dengan internet, baru 12 persen pelaku UMKM yang mengetahui kapasitas penguasaan ekonomi digital, dan yang moderat sekitar 37 persen.

Sementara sisanya belum bisa memanfaatkan kemajuan teknologi, sebagai basis untuk pengembangan usaha mereka di masa pandemi. Untuk itu, lanjut Tauhid, pelatihan mengenai literasi digital menjadi salah satu hal yang paling dibutuhkan pelaku UMKM baik di masa kini maupun setelah pandemi Covid-19.

“Kalau dilihat dari demand-nya, karena pandemi menimbulkan penurunan dari sisi pasar, maka UMKM membutuhkan akses terhadap pasar yang lebih cepat. Salah satunya dengan pengetahuan soal literasi digital, terutama pemasaran,” katanya dalam diskusi daring “Kunci Sukses UMKM Menyambut Akhir Tahun Bersama Shopee 11.11” dikutip Jumat (15/10).

Selain minim literasi digital, pelaku UMKM juga membutuhkan pengetahuan mengenai akses keuangan baik dari pemerintah atau lembaga keuangan. Ia menyebut, ada sekitar 43,1 persen UMKM yang belum terakses bantuan permodalan meski stimulus dan bantuan telah diberikan pemerintah.

Oleh karena itu, pelatihan soal syarat, proses serta mekanisme untuk bisa mendapat akses pendanaan juga penting bagi pelaku UMKM.

“Agar bisa mengatasi masalah ini, UMKM tak bisa berdiri sendiri, penting untuk melakukan kerja sama dengan berbagai pihak seperti platform e-commerce. Tidak terbatas hanya pengetahuan dalam digitalisasi, tetapi juga pengetahuan bagaimana meningkatkan kualitas produk, mengakses permodalan, dan lain-lain,” jelasnya.

Di kesempatan yang sama, Direktur Shopee Indonesia Handhika Jahja mengutarakan, Shopee memperkuat komitmennya untuk memastikan bahwa manfaat dan peluang e-commerce dapat dirasakan oleh semua orang terutama pelaku UMKM.

“Kami beruntung berada di garis depan dalam transformasi ini dan berharap dapat terus menciptakan peluang baru bagi para penjual dan pelaku UMKM,” ucapnya.

Apalagi, menurut Handika, UMKM merupakan sebuah komunitas yang sangat penting buat Indonesia dan Shopee, karena mampu menggerakkan roda perekonomian Indonesia.

“Jumlahnya lebih dari 64 juta, dan menyerap tenaga kerja yang luar biasa. Di sisi lain, mereka juga terdampak di masa pandemi. Kami melihat kami bisa membantu dan menjadi wadah saat pelaku UMKM kesulitan, Shopee membantu sebagai platform digital,” tegasnya.

Salah satu upaya yang dimaksud Handika adalah dengan menjaankan beragam inisiatif seperti Kampus UMKM Shopee, Kampus UMKM Shopee Ekspor, dan Shopee Center.

“Di kampus-kampus ini kami memberikan edukasi yang menyeluruh kepada UMKM dari hulu hingga hilir,” imbuhnya.

Ia pun mengklaim program-program ini telah membantu UMKM. Di program Shopee Ekspor misalnya, Shopee telah membantu lebih dari 180 ribu pelaku UMKM Indonesia mengekspor produknya ke Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, dan Brasil. Dari data itu, sebanyak lebih dari 1,5 juta produk UMKM lokal yang berhasil dijual ke pelanggan internasional setiap bulannya.

“Ke depannya, kami menargetkan sebanyak 500 ribu UMKM untuk dapat ikut program ini hingga tahun 2030,” sambungnya.

Dari segi pemasaran, Handika mengenalkan program Shopee Pilih Lokal yaitu wadah khusus produk lokal unggulan untuk mendorong dukungan pembeli, terhadap jenama dan UMKM lokal.

“Jadi kami membantu memasarkan dan mem-branding produk-produk lokal supaya lebih kuat lagi. Awalnya kami kurasi produk-produk UMKM, lalu setelah masuk, kami edukasi dan bekali dengan pendanaan juga logistik, setelah itu kami bantu pemasarannya,” tuturnya.

Inisiatif yang akan dilakukan dalam waktu dekat adalah membuka kantor Shopee di Solo yang berpeluang membuka lapangan pekerjaan bagi 2.000 untuk masyarakat lokal, dan pembukaan Kampus UMKM Shopee Ekspor di Jawa Timur.

“Karena kami sadari, pemulihan ekonomi datang dari UMKM dan pembukaan lapangan kerja,” ujar Handika.

Dia juga mengingatkan masyarakat untuk memanfaatkan kampanye 11.11 Big Sale yang akan akan berlangsung mulai 18 Oktober-11 November 2021 dan membeli produk-produk lokal hasil pelaku UMKM.

“Kami ingin 11.11 mampu membawa semangat dan harapan bagi lebih banyak orang, terutama untuk mendukung lebih banyak UMKM dalam mengembangkan usahanya dan berkontribusi dalam pemulihan ekonomi nasional.

Tentu saja, Shopee juga mengajak pengguna untuk bersama-sama mendorong bisnis UMKM dengan menghadirkan penawaran-penawaran terbaik. Saya mengundang semua pihak untuk bergabung dan membuat kemeriahan 11.11 ini memberikan dampak yang lebih besar,” tandasnya.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version