in ,

“Tips” Menghadapi Ancaman Resesi Tahun 2023

"Tips" Menghadapi Ancaman Resesi
FOTO: IST

“Tips” Menghadapi Ancaman Resesi Tahun 2023

Pajak.comJakarta – Presiden Joko Widodo beberapa kali menyampaikan gelapnya situasi perekonomian pada 2023. Menurut Jokowi, hingga saat ini masih belum bisa dikalkulasikan kekuatan resesi global dan pengaruhnya terhadap situasi ekonomi, termasuk bagi Indonesia. Hal senada juga disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Para ekonom pun membagikan tips bagaimana menghadapi ancaman resesi ekonomi di tahun 2023.

Menurut Pengamat Perbankan, Keuangan, dan Investasi Universitas Gadjah Mada (UGM) I Wayan Nuka Lantara, resesi yang akan terjadi tahun depan karena adanya lonjakan inflasi sebagai dampak dari konflik Rusia-Ukraina.

Peningkatan inflasi itu juga diikuti oleh kebijakan pengetatan moneter oleh bank sentral di negara Eropa dan Amerika dengan menaikkan tingkat bunga acuan yang akan berdampak juga pada kebijakan yang diambil bank sentral di negara lainnya.

“Jika bunga acuan meningkat, biaya modal dan bunga kredit yang akan ditanggung bisnis juga akan naik. Dampak selanjutnya biasanya akan diikuti oleh melemahnya mata uang lokal terhadap mata uang asing,” tutur Wayan seperti dikutip dari laman resmi situs UGM, Sabtu (1/10/22).

Baca Juga  Jaga Ekonomi Nasional, Wamenkeu Beberkan Strategi Hadapi Konflik Timur Tengah 

Jika suatu negara memiliki banyak pinjaman dalam mata uang asing, baik pemerintah maupun swasta maka jumlah mata uang lokal yang akan dikeluarkan untuk membayar pinjaman dalam mata uang asing juga akan meningkat. Jika kondisi tak kunjung membaik maka kombinasi rentetan harga produk yang meroket, inflasi yang meningkat, bunga acuan kredit naik, serta pelemahan mata uang lokal akhirnya akan berisiko menyebabkan terjadinya krisis ekonomi global.

Menurut Wayan, ada dua tips yang bisa dilakukan untuk menghadapi resesi tahun 2023. Pertama, mencari alternatif tambahan penghasilan selain dari gaji tetap setiap bulan. Ia menjelaskan, mencari tambahan penghasilan antara lain bisa dengan memanfaatkan hobi untuk bisnis. Misalnya, berjualan secara daring atau online dan mau berinvestasi secara rutin. Apalagi saat ini sudah era digital sehingga peluang untuk berbisnis online sangat terbuka lebar.

Baca Juga  Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Kerja Sama Pemensiunan Dini Pembangkit Listrik Batu Bara

“Investasi selama ini terbukti menjadi cara yang efektif untuk melawan dampak negatif inflasi. Pilihan investasi yang cocok untuk mengantisipasi terjadinya krisis ekonomi global adalah menggeser bobot dana investasi kita lebih banyak pada aset investasi yang tergolong aman (safe haven),” kata Wayan.

Wayan mencontohkan, jenis investasi yang aman dilakukan antara lain deposito, emas, surat berharga yang diterbitkan negara. Jika ingin melakukan investasi pada saham, menurut Wayan sebaiknya invetasi pada saham-saham yang bergerak pada sektor industri yang defensif, tetap bisa bertahan meskipun ada krisis. Misalnya saham perusahaan yang bergerak di industri consumer goods, kesehatan, bank, energi dan utilitas.

Kedua, mengidentifikasi ulang pada pos-pos pengeluaran yang bisa dilakukan penghematan atau kebutuhan yang bisa ditunda. Dana untuk pos-pos tersebut bisa digunakan atau dialokasikan untuk menambah pos pengeluaran yang lebih mendesak.

Baca Juga  Pemerintah Cabut Aturan Pembatasan Barang Bawaan Pekerja Migran

Sebagai informasi, resesi ekonomi secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu kondisi di mana perekonomian suatu negara sedang memburuk yang terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang negatif, pengangguran meningkat, maupun pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut. Hal itu berimbas pada aktivitas ekonomi yang mulai terganggu dan berakibat pada pelemahan daya beli serta perlambatan ekonomi.

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *