in ,

Sri Mulyani: Ketidakpastian Pasar Global Mereda, Indonesia Diuntungkan

Sri Mulyani: Ketidakpastian Pasar Global

Sri Mulyani: Ketidakpastian Pasar Global Mereda, Indonesia Diuntungkan

Pajak.com, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa ketidakpastian pasar keuangan global mulai mereda seiring dengan pelonggaran kebijakan moneter di beberapa negara besar. Kebijakan ini diambil sebagai respons terhadap inflasi yang melambat, terutama di Amerika Serikat (AS) dan Eropa, yang memberikan dampak positif bagi ekonomi global, termasuk Indonesia.

“Berbagai perkembangan tersebut meredakan ketidakpastian pasar keuangan global dan meningkatkan aliran masuk modal asing ke negara berkembang, termasuk Indonesia,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers dikutip Pajak.com pada Rabu (23/10).

Di AS, inflasi diperkirakan semakin mendekati target 2 persen year on year (yoy), meskipun pertumbuhan ekonomi masih lambat dan angka pengangguran tetap tinggi. Hal ini mendorong Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), untuk menurunkan suku bunga acuan (Fed Funds Rate) sebesar 50 basis poin (bps) ke level 4,75 persen-5,00 persen pada September 2024.

Baca Juga  Menkeu Sri Mulyani Rapat dengan Bos BI Bahas Utang 2025, Ini Penjelasannya!

Pemangkasan suku bunga oleh The Fed tersebut disertai sinyal bahwa akan ada pelonggaran lebih lanjut hingga akhir tahun 2024. Kondisi ini juga tercermin dari penurunan signifikan pada yield US Treasury bertenor 2 tahun, yang menjadi lebih rendah dibandingkan yield 10 tahun. Selain itu, indeks mata uang AS (DXY) juga mengalami pelemahan, menunjukkan pelonggaran pasar keuangan di AS.

Tidak hanya di AS, pelonggaran kebijakan moneter juga terjadi di kawasan Eropa. European Central Bank (ECB) kembali menurunkan suku bunga acuannya pada bulan September 2024, setelah sebelumnya melakukan pemangkasan serupa pada bulan Juni. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk menghadapi inflasi yang melambat dan menjaga stabilitas ekonomi di Eropa.

Baca Juga  Celios Wanti-Wanti Pemerintah Tak Impor Bahan Makanan untuk Program Makan Bergizi Gratis

Sementara itu, di Asia, People’s Bank of Cina (PBoC) juga menurunkan suku bunga acuan, didorong oleh inflasi yang rendah dan lemahnya permintaan domestik di Cina. Penurunan suku bunga ini mencerminkan upaya PBoC untuk merangsang pertumbuhan ekonomi di tengah tantangan global.

Dengan berbagai perkembangan tersebut, ketidakpastian pasar keuangan global mulai mereda, yang pada gilirannya meningkatkan aliran masuk modal asing ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. “Perkembangan ini meningkatkan aliran masuk modal asing ke negara berkembang, termasuk Indonesia,” ungkap Sri Mulyani.

Namun demikian, memasuki bulan Oktober 2024, ketidakpastian pasar kembali meningkat. Hal ini disebabkan oleh eskalasi geopolitik di Timur Tengah, yang menambah tekanan pada pasar keuangan global. Untuk itu, menurutnya, diperlukan respons kebijakan yang tepat guna memitigasi dampak negatif dari ketidakpastian global ini.

Baca Juga  Impor Indonesia Naik 8,10 Persen di Akhir Tahun, Tembus 21,22 Miliar Dolar AS

“Risiko ketidakpastian pasar keuangan global kembali meningkat sejalan dengan eskalasi geopolitik di wilayah Timur Tengah,” imbuhnya.

Dengan pelonggaran kebijakan moneter di negara-negara besar dan upaya mitigasi risiko ketidakpastian global, perekonomian Indonesia diharapkan dapat terus stabil di tengah dinamika ekonomi dunia.

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *