in ,

Sekjen OECD: Aksesi Indonesia ke OECD Raih Dukungan Kuat dari Joe Biden 

Sekjen OECD
FOTO: Setkab

Sekjen OECD: Aksesi Indonesia ke OECD Raih Dukungan Kuat dari Joe Biden 

Pajak.com, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto menerima Sekretaris Jenderal (Sekjen) Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) Mathias Cormann, di Istana Merdeka, Jakarta, pada (28/11). Usai pertemuan itu, Mathias Cormann mengungkapkan bahwa aksesi Indonesia bergabung menjadi anggota OECD meraih dukungan kuat dari Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer.

“Dukungan yang sangat kuat untuk aksesi Indonesia dari seluruh anggota OECD. Bahkan pekan lalu, Presiden Biden dan Perdana Menteri Inggris secara tegas menyatakan dukungan mereka dalam pembicaraan bilateral dengan Presiden Prabowo,” ungkap Cormann dalam keterangan tertulis, dikutip Pajak.com, (29/11).

Ia berpandangan, dukungan kedua tokoh tersebut merupakan pengakuan dunia terhadap komitmen Indonesia untuk mengadopsi standardisasi internasional dan praktik terbaik OECD dalam penguatan sektor ekonomi dan pembangunan.

Di sisi lain, Cormann memastikan, aksesi Indonesia ke OECD dapat menguntungkan Indonesia dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang kuat dan inklusif. Ia pun mengapresiasi pencapaian positif Indonesia selama beberapa dekade terakhir, termasuk dalam hal transformasi perekonomian nasional.

“Ini akan membantu (aksesi OECD) Indonesia menjadi negara dengan perekonomian berpendapatan tinggi yang maju pada tahun 2045 sesuai dengan visi Indonesia 2045,” ujarnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa proses aksesi Indonesia ke OECD akan segera ditindaklanjuti.

“Tentu nanti kita akan melihat arahan bapak presiden selanjutnya mengenai jadwal tindakan selanjutnya dari Indonesia terkait dengan target waktu dan yang lain,” ungkap Airlangga.

Baca Juga  Apa Keuntungan Indonesia Jadi Anggota OECD?

Selain itu, pertemuan antara Prabowo dan Cormann merupakan tindak lanjut dari laporan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terkait target perekonomian Indonesia tahun 2025 yang secara fundamental relatif bisa dicapai. Adapun target pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2025 diproyeksikan pemerintah pada level 5,2 persen.

“Menurut OECD, target pertumbuhan ekonomi nasional ini sejalan dengan proyeksi IMF (International Monetary Fund) dan World Bank,” ujar Airlangga.

Menurutnya, pertemuan ini turut memberikan sejumlah masukan strategis, seperti rekomendasi terkait peningkatan produktivitas di berbagai sektor. Beberapa sektor prioritas yang menjadi fokus pembahasan mencakup digitalisasi, ketahanan pangan, ketahanan energi, dan program unggulan pemerintah lainnya.

“OECD dapat memberikan benchmarking berupa data-data dari negara yang tercakup di dalam OECD. Ada 38 negara (anggota OECD) di sana,” imbuh Airlangga.

Sebagai informasi, Indonesia menjadi negara Asia Tenggara pertama yang berstatus sebagai negara aksesi OECD. Hal ini ditetapkan setelah disetujuinya Peta Jalan Aksesi Indonesia yang secara resmi diserahterimakan dalam Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) OECD pada 2-3 Mei 2024 lalu. Saat ini, terdapat 7 negara aksesi OECD, yaitu Argentina, Brasil, Bulgaria, Indonesia, Kroasia, Peru, dan Rumania.

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *