PT MBMA dan KDB Kembangkan Rantai Pasok Baterai

PT MBMA dan KDB Kembangkan Rantai Pasok Baterai

Pajak.com, Jakarta – PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) dan The Korea Development Bank (KDB) melakukan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) untuk kembangkan rantai pasok bahan baterai.

Sekilas mengulas, MBMA adalah perusahaan asal Indonesia yang mengoperasikan tambang nikel dan smelter yang digunakan untuk memproduksi baterai sekunder. Sementara, KDB merupakan bank kebijakan milik negara Korea Selatan (Korsel) yang didirikan pada tahun 1954 untuk memasok dan mengelola secara signifikan modal industri untuk membantu mengembangkan perekonomian negara.

Komisaris Utama MBMA Edwin Soeryadjaya mengungkapkan, kerja sama MBMA dan KDB akan mendukung perusahaan-perusahaan Korsel untuk mengamankan pasokan nikel jangka panjang dari Indonesia.

“Kerja sama ini akan memuluskan implementasi sejumlah kerja sama antara perusahaan-perusahaan Korsel dan MBMA,” kata Edwin dalam keterangan tertulis, dikutip Pajak.com, (11/9).

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Perusahaan MBMA Deny Greviartana Wijaya menjelaskan, tujuan MoU adalah untuk memperdalam hubungan bilateral kerja sama Indonesia dan Korsel mengenai sumber daya mineral utama, yaitu rantai nilai bahan baterai dan industri terkait lainnya.

“Kesepakatan ini dicapai untuk tujuan mendukung upaya pemerintah kedua belah pihak dalam mendorong pertukaran yang saling menguntungkan, termasuk investasi pada bidang swasta sebagai mitra bisnis. MoU ini akan mendorong kolaborasi antara MBMA dan KDB untuk memajukan perusahaan Korsel untuk mengevaluasi potensi investasi di MBMA,” jelas Deny.

Dengan demikian, MBMA dan KDB akan membangun rantai pasok nikel yang andal dan bahan baterai mineral, sehingga mampu mendorong pertumbuhan sektor masing-masing negara dalam rantai nilai bahan baterai sektor hilir.

“Kedua pihak berkolaborasi dalam prinsip yang sama. MBMA dan KDB akan bekerja sama dengan itikad baik di berbagai bidang, termasuk peluang bisnis untuk mendukung pertumbuhan industri bahan baterai kedua negara dan industri terkait lainnya,” ujar Deny.

Ia menguraikan, KDB akan mendukung investasi dari perusahaan Korsel ke MBMA dalam bentuk investasi pada pelbagai pilihan, termasuk ekuitas, pinjaman berjangka, usaha patungan kemitraan atau pengaturan keuangan lainnya. Sedangkan, MBMA akan menawarkan berbagai peluang kolaborasi bersama perusahaan Korsel.

“MoU ini mencerminkan komitmen bersama untuk membangun rantai pasok bahan baterai yang bertanggung jawab yang diperlukan untuk energi yang lebih bersih dan kesejahteraan ekonomi yang merupakan perpanjangan dari apa yang sudah ada hubungan antara KDB dan perusahaan induk MBMA, PT Merdeka Copper Gold Tbk yang memberikan fasilitas kredit revolving sebesar 100 juta dollar AS pada Maret 2022,” ungkap Deny.

Ia memastikan, sejak didirikan, KDB telah tumbuh dan berkembang seiring dengan perekonomian Korsel serta menyediakan pembiayaan modal jangka panjang untuk pengembangan dan promosi industri, perluasan infrastruktur sosial. pembangunan negara, menstabilkan pasar keuangan, dan memfasilitasi pertumbuhan berkelanjutan.

“KDB juga telah menetapkan inisiatif dan kegiatan utama ESG (environmental, social, and governance) yang sejalan dengan kebijakan Pemerintah Korsel untuk mengatasi perubahan iklim dan investasi yang bertanggung jawab secara sosial,” pungkas Deny.

Seperti diketahui, MBMA saat ini tengah membangun pabrik baterai yang terintegrasi dengan tambang nikel dan ditargetkan selesai pada tahun 2025. Pabrik baterai ini menggunakan teknologi high pressure acid leaching (HPAL) dengan kapasitas 60.000 ton dan pembangunannya membutuhkan investasi 1,28 miliar dollar AS.