Menu
in ,

Pengembangan Industri Game Lokal Melalui Program IDGX

Pajak.com, Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) mengakselerasi pengembangan industri game lokal melalui program Indonesia Game Developer Exchange (IDGX) 2021. Melalui program IDGX ini Kemkominfo selain mengakselerasi pengembangan industri game lokal juga mendorong pemanfaatan potensi pasar, keragaman budaya sebagai inspirasi, dan memberi perlindungan melalui peraturan game impor yang beredar di tanah air.

IGDX merupakan hasil kolaborasi antara Kemkominfo dengan berbagai mitra, antara lain dari Asosiasi Game Indonesia, Indigo Game Telkom, dan Garena Indonesia.

“Kami berharap, dengan kekuatan mentoring dan business mixed making-nya bisa menjadi akselerator meningkatkan kualitas produk dan bisnis serta mendorong terwujudnya sinergitas dan kolaborasi antar berbagai pihak. Kami berharap IGDX bisa memicu inisiatif investasi untuk memperkuat industri game nasional,” kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemkominfo Semuel Abrijani Pangerapan yang dikutip Pajak.compada (23/11).

Ia mengatakan, pelaksanaan IGDX 2021 telah mempertemukan lebih dari 100 pelaku industri game. Mereka telah berdiskusi untuk menggali potensi dan membangun ekosistem game di tanah air. Di lain sisi, ia mengucapkan selamat kepada 24 pengembang game lokal yang telah mengikuti IGDX Academy selama 3 bulan terakhir.

“Dengan mendapatkan mentoring dari praktisi industri game lokal, para pengembang dapat memperkuat strategi bisnis untuk meningkatkan kesuksesan game yang dirilis nantinya,” harap Semuel.

Ia mencatat, lanskap digital Indonesia memiliki potensi besar, terutama dengan perkembangan ekosistem game lokal. Pengguna internet Indonesia menyentuh angka 202,6 juta atau setara dengan 73 persen populasi Indonesia. Setiap hari orang Indonesia mengakses internet hingga 9 jam sehari.

Di samping potensi itu, Semuel menyebut, kekayaan dan keberagaman penduduk juga menjadi salah satu potensi menarik. Keragaman ini dinilainya bisa menjadi inspirasi untuk penciptaan game lokal.

“Ada 801 bahasa daerah dan begitu banyak cerita kerajaan, cerita rakyat, dan nilai-nilai luhur yang dapat dijadikan inspirasi dalam membuat game. Beberapa game buatan lokal yang bercerita tentang Borobudur. Ada pula game Dreadout yang mengambil cerita hantu khas Indonesia. Ada game yang baru diliris Battle of Satria Dewa, mengangkat cerita tokoh heroik Indonesia,” sebut Semuel.

Semuel optimistis bila seluruh potensi itu dapat dikembangkan, maka Indonesia punya kekuatan ekonomi digital baru. Ia mengutip riset Newzoo (perusahaan penyedia data analitik industri game dan e-sports) pada tahun 2020, nilai ekonomi game Indonesia mencapai 1,7 miliar dollar AS. Namun, saat ini game lokal baru bisa mengoptimalkan nilai ekonomi sebesar 8 juta dollar AS.

“Angka ini harusnya bisa kita tingkatkan, dengan menghasilkan gim baru yang bisa menembus pasar nasional dan global. Saat ini, kita harus mengambil alih market share yang dikuasai oleh game dari luar,” kata Semuel.

Ia memastikan, pihaknya telah berupaya menciptakan ekosistem teknologi dan inovasi pendukung. Sementara untuk melindungi masyarakat dan menata konten game impor, Indonesia memiliki Peraturan Menteri Komunikasi dan Informasi Nomor 11 Tahun 2016. Aturan ini mengatur klasifikasi permainan interaktif elektronik.

“Saat ini regulasi sedang diproses revisi agar mewajibkan semua game yang beroperasi di Indonesia mendaftar dan mengikuti aturan ini. Tak terkecuali game dari luar, agar dapat menjaga Indonesia sesuai aturan dan budaya,” kata Semuel.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version