in ,

Pakai Rupiah di Thailand dan Malaysia dengan QRIS

Ia menyebutkan, transaksi elektronik hingga akhir tahun 2021 berpotensi tumbuh sebesar 35,7 persen dengan nilai mencapai Rp 278 triliun. Sedangkan transaksi dan layanan perbankan secara digital diprediksi tumbuh sebanyak 30,1 persen dengan nilai sebesar Rp 35.600 triliun.

Oleh sebab itu, BI akan terus menguatkan koordinasi dengan berbagai otoritas dan kementerian/lembaga terkait. Di antaranya bersama Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan lain-lain.

Secara simultan, BI telah meningkatkan digitalisasi sistem pembayaran dengan meluncurkan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025. Blueprint ini bertujuan untuk mengintegrasikan proses digitalisasi.

“Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 bertujuan untuk mengintegrasikan proses dari ujung ke ujung ekonomi dan keuangan digital nasional. Dari digital banking terintegrasi dengan fintech, e-money, hingga terintegrasi pada e-commerce,” ujar Perry.

Baca Juga  Catat! Jadwal Rekayasa Lalin Arus Mudik dan Balik Lebaran 2024

Dalam waktu dekat pihaknya akan meresmikan Bank Indonesia Fast (BI-Fast) sebagai pembayaran cepat untuk para pelaku industri, ritel, dan UMKM (usaha mikro kecil menengah). Dengan layanan ini mereka dapat dengan cepat bertransaksi secara online, khususnya pada Desember 2021.

“BI-Fast bertujuan untuk mewujudkan aktivitas transaksi digital agar berjalan real time, baik di bank atau lembaga keuangan non-bank dan nasabah selama 24×7, sehingga mempercepat sistem kliring transaksi keuangan,” jelas Perry.

Ditulis oleh

Baca Juga  Pemerintah dan WRI Indonesia Susun Peta Jalan Dekarbonisasi Industri Nikel

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

194 Points
Upvote Downvote

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *