in ,

Kilang Pertamina Internasional Catat Kinerja Cemerlang 2024, “Yield Valuable” Produk Tembus 83,2 Persen

Kilang Pertamina Internasional
FOTO: IST

Kilang Pertamina Internasional Catat Kinerja Cemerlang 2024, “Yield Valuable” Produk Tembus 83,2 Persen

Pajak.com, Jakarta – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) menutup tahun buku 2024 dengan capaian operasional yang solid. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada Rabu, 25 Mei 2025, Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman melaporkan sejumlah kinerja strategis, termasuk keberhasilan mengoptimalkan produksi kilang secara nasional.

Salah satu indikator utama keberhasilan KPI terlihat dari Yield Valuable Produk (YVP) yang berhasil mencapai 83,2 persen. YVP merupakan rasio volume produk bernilai tinggi terhadap total volume intake kilang, termasuk minyak mentah dan intermedia. Capaian ini menjadi sinyal keberhasilan optimalisasi produksi dan efisiensi pengolahan energi di seluruh unit KPI.

“Salah satu inovasi yang mendukung pencapaian YVP KPI di tahun 2024 adalah inovasi Block Mode CDU I di Kilang Cilacap,” kata Corporate Secretary KPI Hermansyah Y. Nasroen dalam keterangan resminya, dikutip Pajak.com pada Sabtu (28/6/25).

Inovasi tersebut memungkinkan Kilang Fuel Oil Complex I di Cilacap beroperasi secara fleksibel dalam dua mode, yaitu Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Non-BBM (NBBM), sehingga meningkatkan konversi YVP secara signifikan. Inovasi ini juga membawa Kilang Cilacap meraih YVP tertinggi sepanjang sejarah operasinya dan menghasilkan produk Marine Fuel Oil (MFO) dengan kandungan sulfur rendah.

Baca Juga  BPS: Inflasi pada Juni 2025 Capai 0,19 Persen, Ini Pendorongnya!

Produksi BBM dan Non-BBM Capai Ratusan Juta Barel

Sepanjang tahun 2024, KPI mengolah lebih dari 320 juta barel bahan baku. Dari jumlah itu, sekitar 250 juta barel diolah menjadi produk BBM seperti gasoline series, gasoil series, dan avtur. Sementara itu, sekitar 31 juta barel diproduksi menjadi produk Non-BBM seperti Smooth Fluid, Propylene, LPG, Polytam, Breezon MC-32, serta produk Green Refinery.

KPI juga menghasilkan sekitar 28 juta barel produk lain seperti aspal, sulfur, dan petroleum coke. “Produksi tersebut ditujukan untuk mendukung ketahanan energi nasional. Ketersediaan BBM merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, termasuk menggerakkan roda ekonomi bangsa,” ujar Hermansyah.

Keberhasilan operasional KPI tidak lepas dari keandalan kilangnya. Plant Availability Factor (PAF) KPI mencapai 99,2 persen pada 2024. Capaian ini semakin kuat dengan nihilnya angka kecelakaan kerja sepanjang tahun.

Baca Juga  Konsultan Pajak TaxPrime Ungkap Cara DJP Menentukan SPT yang Jadi Prioritas Penelitian

“Alhamdulillah, sepanjang tahun 2024 lalu, KPI juga berhasil mencatatkan angka kecelakaan kerja yang nihil,” tambahnya.

Untuk terus menjaga keselamatan operasional, KPI juga telah memulai pembangunan program Area Penyangga (Buffer Zone) di seluruh unit operasi, dengan simbolisasi di Kilang Balongan. Selain itu, KPI memperkuat sistem mitigasi risiko dengan memasang hampir 700 unit Motor Operating Valve (MOV), 1.500 CCTV, lebih dari 360 Lightning Protection System (LPS), dan 280 Fire Gas Detection System (FGDS).

Sistem pengawasan ditingkatkan lewat pemasangan lebih dari 720 Automatic Tank Gauge (ATG), sekitar 700 Independent High Level Alarm (IHLA), serta lebih dari 60 alarm kebocoran dan insiden kritis lainnya. KPI juga telah memperoleh sertifikasi ISO 9001, ISO 14001, ISO 45001, dan Sistem Manajemen Pengamanan (SMP) di seluruh unit operasinya.

Pada aspek efisiensi energi, KPI berhasil mencatat penurunan Energy Intensity Index (EII) menjadi 105,5 persen, membaik dari 107 persen di tahun sebelumnya. Peningkatan ini didorong oleh pemanfaatan gas alam, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di unit operasi, serta inovasi efisiensi energi.

Baca Juga  Pemerintah Umumkan Deregulasi Kebijakan Perdagangan untuk Wujudkan Iklim Usaha Lebih Kondusif

Komitmen terhadap keberlanjutan juga terlihat dari program dekarbonisasi. KPI berhasil menurunkan emisi karbon lebih dari 430 ribu ton CO2e, setara dengan serapan 19 juta pohon. Hal ini turut mendongkrak peringkat ESG KPI ke level BB.

Tak hanya soal produksi, KPI juga aktif dalam pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Sepanjang 2024, perusahaan menjalankan lebih dari 150 program sosial yang menjangkau lebih dari 3.000 penerima manfaat langsung di bidang pendidikan, lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat.

“Pencapaian KPI di 2024 tentu dapat diraih karena dukungan dari seluruh pemangku kepentingan. Selain itu, kinerja KPI juga merupakan hasil dari kerja keras seluruh pekerja, baik itu yang ada di kantor pusat Jakarta, maupun di enam unit operasi di daerah,” pungkas Hermansyah.

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *