Menu
in ,

Ketersediaan Listrik Kawasan Perbatasan NTT-Timor Leste

Ketersediaan Listrik Kawasan Perbatasan NTT-Timor Leste

FOTO : IST

Pajak.com, Kupang – PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) terus berupaya melakukan ekspansi di kawasan perbatasan Indonesia dan Timor Leste agar kebutuhan listrik di daerah pinggiran itu terpenuhi. Sepanjang 2021 ini PLN telah melakukan berbagai ekspansi di kawasan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Indonesia – Timor Leste. Di antaranya menyediakan pasokan listrik yang cukup andal, dan berkualitas bagi tiga pos PLBN seperti PLBN Motaain, PLBN Wini, dan PLBN Motamasin.

Ketersediaan listrik juga ditujukan untuk lampu-lampu penerangan jalan, desa-desa, rumah ibadah, serta pasar-pasar sekitar perbatasan. Listrik yang dialirkan ke tempat-tempat tersebut berasal dari tiga Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD) yang berada di perbatasan Kabupaten Belu, Kabupaten Malaka, dan Kabupaten Timor Tengah Utara.  Hal ini diharapkan akan membuat geliat ekonomi di perbatasan semakin membaik dan taraf hidup masyarakat semakin meningkat.

Program terbaru, PLN membuat program ketersediaan listrik 24 jam tanpa henti bagi 845 masyarakat di perbatasan NTT dan Timor Leste. Hal ini berkat peningkatan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Oepoli di Desa Netemnanu Utara, Kabupaten Kupang.

General Manager PLN Unit Induk Wilayah (IUW) NTT, Agustinus Jatmiko berharap ketersediaan listrik selama 24 jam dapat bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas masyarakat.

“Hari ini, PLN bersama seluruh tim datang dan mulai mengoperasikan sistem kelistrikan Oepoli yang awalnya 12 Jam menjadi 24 Jam Penuh. Saya harap warga di Oepoli, para tokoh masyarakat, para Perangkat Desa dapat memanfaatkan energi listrik tersebut lebih produktif, sehingga perekonomian masyarakat Oepoli semakin meningkat,” ucap Jatmiko dikutip dari keterangan resmi PLN pada Minggu (20/6/2021).

Jatmiko mengungkapkan, untuk memberikan ketersediaan listrik di daerah perbatasan membutuhkan upaya yang keras. PLN harus menambah kapasitas pembangkit dengan mendatangkan 1 unit mesin 160 kilo Watt (kW) dan 1 unit trafo dari kota Kupang dengan waktu tempuh selama 7 jam perjalanan. Ia menceritakan, daerah Oepoli terletak di Kecamatan Amfoang Timur yang terkenal dengan medan yang terjal dan sulit dijangkau karena harus melewati banyak sungai dan anak sungai. Hingga kini PLN terus berupaya agar seluruh wilayah NTT dapat menyala 24 jam sehingga mendorong peningkatan kehidupan ekonomi masyarakat.

PLN berkomitmen, pembangunan infrastruktur kelistrikan terus dilakukan oleh PLN Unit Induk NTT. Sebelumnya, di PLBN Motaain telah dilakukan perluasan jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) untuk penyambungan listrik ke PLBN dengan daya sebesar 555 kVA dari Penyulang Atapupu Atambua. PLN juga memperluas jaringan SUTM di PLBN Mini dengan daya sebesar 240 kVA. Perluasan jaringan serupa juga dilakukan PLN untuk PLBN Motamasin dengan daya sebesar 555 kVA.

Untuk mencukupi kebutuhan masyarakat, PLN terus mengupayakan peningkatan rasio elektrifikasi di daerah perbatasan Indonesia – Timor Leste. Antara lain dengan melakukan ekspansi jaringan baik jaringan tegangan menengah maupun jaringan tegangan rendah.

Selain itu, PLN membangun beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) komunal, sehingga ketersediaan listrik di daerah perbatasan tercukupi. Untuk yang satu ini, PLN bekerja sama dengan PT Global Karya Mandiri sebagai Independent Power Producer (IPP) dalam membangun PLTS Fotovoltaik 1 MWp di Atambua, Kabupaten Belu. PLN juga membangun dua pembangkit listrik skala kecil di daerah Oepoli dan Naekake.

Ditulis oleh

Leave a Reply

Exit mobile version