Pajak.com, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan untuk mewaspadai kenaikan harga minyak mentah dunia yang disebabkan oleh konflik antara Rusia dan Ukraina. Sebab perseteruan itu akan mengganggu pasokan energi, mengingat Rusia merupakan salah satu negara penghasil minyak terbesar di dunia. Jokowi mengatakan, kenaikan harga minyak akan memicu kenaikan harga lainnya, seperti bahan bakar minyak (BBM) atau liquified petroleum gas (LPG).
“Dulu, sebelum perang harganya naik karena kelangkaan (energi). Ditambah perang harganya naik lagi. Sekarang harga per barel sudah di atas 100 dollar AS yang sebelumnya hanya 50 dollar AS sampai dengan 60 dollar AS. Semua negara, yang namanya harga BBM naik semua, LPG naik semuanya. Hati-hati dengan ini, kenaikan, kenaikan, kenaikan, karena semuanya naik,” jelasnya saat memberikan sambutan di Rapim TNI-Polri di Mabes TNI, Jakarta, (1/3).
Kenaikan itu, lanjut Jokowi, menyebabkan ongkos produksi barang menjadi jauh lebih tinggi, sehingga harga pada konsumen akan naik.
“Beli bahan baku, harga naik. Beli BBM harganya naik, artinya apa? ongkos produksi naik, terus harga di pabriknya menjadi jauh lebih tinggi, terus dikirim ke pasar berarti harga konsumennya juga nanti akan naik, efek berantainya seperti itu. Ini supaya kita mengerti betapa ketidakpastian menimbulkan tantangan-tantangan yang tidak mudah,” jelas Jokowi.
Dengan demikian, Indonesia akan berupaya melakukan transformasi ekonomi. Pertama, Jokowi menegaskan, Indonesia tengah melakukan hilirisasi. Sebab jangan sampai tumpuan pertumbuhan ekonomi masih berasal dari konsumsi sebesar 56–58 persen.
Comments