in ,

Jokowi: Pengembangan EBT Fokus di Dua Proyek PLTA

Oleh sebab itu, ia meminta kepada para menteri untuk dapat menyusun dan memaparkan skenario yang jelas dan konkret terkait rencana pengembangan prioritas EBT.  Secara spesifik, hal itu ditugaskan kepada kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri ESDM Arifin Tasrif, Menteri BUMN Erick Thohir, serta Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.

“Di susun yang konkret-konkret saja, tapi kalkulasi yang riil, ada hitungan-hitungan angka yang riil, kalau ini bisa mentransisikan pasti ada harga yang naik, pas naik ini pertanyaannya siapa yang tanggung jawab? pemerintah? masyarakat? apa masyarakat global mau nombok ini? Ini bukan sesuatu yang mudah tapi negara kita miliki potensi besar sekali,” ujarnya.

Baca Juga  Jokowi Apresiasi BRI dalam Pengembangan UMKM

Jokowi lantas menyebutkan, Indonesia memiliki kekuatan yang sangat besar untuk mengembangkan EBT, yakni mencapai 418 gigawatt yang berasal dari hydropower, geotermal, bayu, solar panel, arus bawah laut, dan sebagainya. Namun, tanpa skenario investasi yang tepat, pengembangan EBT justru akan membebankan negara.

Di sisi lain, Jokowi mengungkapkan, sejumlah investor sebenarnya sudah menunggu skema bisnis untuk mengembangkan EBT di Sungai Kayan.

“Industri yang akan masuk ngantre ternyata. Yang mereka semuanya ingin produknya dicap sebagai green product dengan nilai dan harga yang jauh lebih tinggi dibandingkan produk dari energi fosil. Kalau ini jalan, mungkin skenarionya akan lebih mudah. Tapi kalau ini enggak jalan, wah kalau kita mengharapkan global mau gratisan, enggak mungkin,” ujarnya.

Baca Juga  Menteri PUPR: Presiden Jokowi Akan Berkantor di IKN 17 Agustus 2024

Ditulis oleh

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *