Ingat! Begini Janji Tiga Paslon Cagub-Cawagub Atasi Pengangguran di Ibu Kota
Pajak.com, Jakarta – Hari ini warga Jakarta akan menentukan pemimpin baru. Salah satu isu penting yang harus diingat pemilih adalah bagaimana para pasangan calon (paslon) menawarkan solusi untuk masalah pengangguran, khususnya di kalangan anak muda.
Sebagaimana diketahui, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2023, tingkat pengangguran terbuka di Jakarta mencapai 6,53 persen atau sekitar 355 ribu orang. Pengangguran ini didominasi kelompok usia muda dari umur 15 sampai 29 tahun, mencapai 70,37 persen dimana 1 dari 6 orang muda di Jakarta menganggur.
Sementara itu mayoritas lowongan kerja yang tersedia mensyaratkan usia dan pengalaman kerja. Artinya, tingkat pengangguran anak muda tidak hanya disebabkan oleh faktor ketidakmampuan dalam mendapatkan pekerjaan, tapi juga faktor struktural seperti kebijakan rekrutmen yang kurang berpihak.
Berikut janji masing-masing paslon dalam menjawab tantangan besar ini dalam debat perdana Pilkada Jakarta:
Paslon 01: Ridwan Kamil dan Suswono
Dalam menghadapi permasalahan pengangguran di Ibu Kota, paslon nomor 01 mengandalkan pendekatan pemberdayaan melalui wirausaha muda. Mereka berjanji menciptakan program inkubasi dan akses modal untuk mendorong generasi muda memulai bisnis sendiri.
“Kami yakin anak muda kreatif akan berkembang jika diberikan modal,” ungkap Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Suswono, dikutip Pajak.com pada Rabu (27/11). Ia juga menekankan pentingnya pelatihan kerja dan magang di Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) maupun instansi pemerintah.
Paslon 01 juga melihat potensi besar anak muda dalam gerakan sosial dan lingkungan. “Sekarang ini anak-anak muda luar biasa kepeduliannya terhadap lingkungan,” tambahnya, seraya menyoroti peran mereka dalam gerakan kebersihan dan kegiatan sosial.
Paslon 02: Dharma Pongrekun dan Kun Wardana
Paslon nomor 02 menyoroti ketidakcocokan antara kompetensi Gen Z dengan persyaratan pasar kerja. Untuk itu, mereka menawarkan solusi berupa integrasi dan koordinasi antara dunia pendidikan dan dunia kerja. “Perlu adanya pengintegrasian dan koordinasi yang sangat melekat antara dunia kerja dan kalangan kampus, politeknik, maupun SMK,” ujar Kun Wardana.
“Nah mereka-mereka nanti bisa diberikan fasilitas kerja praktek di pasar kerja yang ada sehingga nanti bisa langsung ditempatkan di sana,” imbuhnya.
Menurut paslon 02, program kerja praktek di pasar kerja menjadi kunci agar para pencari kerja muda dapat langsung ditempatkan sesuai kebutuhan industri. Selain itu, mereka juga mendorong pemanfaatan dunia digital sebagai investasi masa depan.
Paslon 03: Pramono Anung dan Rano Karno
Paslon nomor 03 fokus pada pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK) modern yang ditujukan untuk meningkatkan keterampilan generasi muda, khususnya dalam dunia digital. “BLK Modern ini bukan hanya untuk pelatihan kerja mesin, tetapi juga dengan komputerisasi,” ujar Rano Karno.
Ia menambahkan, program ini bertujuan agar anak-anak muda dapat terlibat di sektor kreatif, seperti animasi. “Bahkan film Avatar, itu hampir 18 anak Indonesia yang bekerja di Indonesia untuk mensuplai Disney misalnya. Itu bagian dari anak Gen Z yang memang populasinya besar dan potensinya bisa dikembangkan,” tegasnya.
Selain itu, pasangan ini juga menjanjikan hotline 24 jam untuk membimbing Gen Z agar mendapatkan arahan dalam memilih karier. “Mudah-mudahan dengan itu penjuruan untuk Gen Z ini tidak menjadi salah arah,” pungkasnya.
Setiap paslon menawarkan pendekatan berbeda untuk mengatasi pengangguran di Jakarta. Warga Jakarta, khususnya para pemilih muda, diharapkan mengingat program-program ini sebelum mencoblos. Pilihan Anda akan menentukan langkah solusi untuk masa depan generasi muda di ibu kota.
Comments