in ,

Indonesia Dorong G20 Rumuskan Kebijakan Fiskal Moneter

Dengan demikian, dalam situasi yang seperti ini, bukan saatnya saling menciptakan ketegangan baru yang mengganggu pemulihan global, apalagi yang membahayakan keselamatan dunia.

“Semua pihak harus menghentikan rivalitas dan ketegangan. Sebagaimana yang terjadi di Ukraina saat ini. Kita harus fokus untuk bersinergi, berkolaborasi menyelamatkan dan membangkitkan dunia tempat kita hidup, untuk segera bangkit kembali, pulih kembali,” tegas Jokowi.

Ia menilai beberapa negara maju di dunia bertindak seperti great houses dalam serial “Game of Thrones”. Mereka berperang satu sama lain untuk memperebutkan tahta besi atau Iron Throne.

“Contohnya, perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Perebutan kehidupan antara great houses bagai roda besar yang berputar. Sementara house yang satu berjaya, lainnya akan mengalami kesulitan,” kata Jokowi.

Baca Juga  Jokowi Apresiasi BRI dalam Pengembangan UMKM

Analogi itu agaknya senada dengan laporan terbaru dari Bank Dunia (World Bank). Dalam laporan yang rilis pada 14 Februari 2022 itu mengungkap, saat ini pemulihan ekonomi lebih lambat bagi negara miskin, sementara negara maju sudah berangsur menuju normal. Hal ini menunjukkan, dampak ekonomi dari pandemi lebih parah bagi negara berkembang dan miskin.

“Sekitar 40 persen negara maju melaporkan pendapatan per kapitanya sudah pulih dan melampaui level sebelum pandemi atau pada tahun 2019. Kondisi ini berbeda bagi negara berkembang, yang baru mencapai 27 persen pendapatan per kapitanya menyentuh level sebelum pandemi,” tulis laporan Bank Dunia itu.

Ditulis oleh

Baca Juga  Menparekraf Ungkap 5 Strategi Pemerintah Gaet Musisi Kelas Dunia

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *