in ,

Gubernur BI Soroti Dampak Kebijakan Politik AS yang Bikin Ekonomi Global Was-was

Gubernur BI Ekonomi Global
FOTO: IST

Gubernur BI Soroti Dampak Kebijakan Politik AS yang Bikin Ekonomi Global Was-was

Pajak.com, Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap risiko ekonomi global yang semakin meningkat akibat ketegangan geopolitik dan fragmentasi perdagangan. Situasi ini diperburuk oleh perkembangan kebijakan politik di Amerika Serikat (AS) yang diprediksi akan membawa dampak signifikan pada ekonomi dunia.

Perry menjelaskan bahwa arah kebijakan fiskal AS diperkirakan akan semakin ekspansif dengan pendekatan ekonomi yang berorientasi domestik atau inward looking policy. Kebijakan ini mencakup penerapan tarif perdagangan tinggi dan kebijakan imigrasi yang ketat.

“Perkembangan tersebut akan berdampak pada risiko melambatnya pertumbuhan ekonomi dan kembali meningkatnya inflasi dunia,” kata Perry dalam konferensi pers, dikutip Pajak.com pada Kamis (21/11).

Baca Juga  Realisasi Penerimaan Negara Capai Rp2.842,5 Triliun, Didorong PNBP dan Hibah

“Risiko perekonomian global semakin tinggi disertai dengan meningkatnya ketegangan geopolitik dan fragmentasi perdagangan,” tambahnya.

Di sisi lain, Perry menyoroti bahwa proses penurunan inflasi di AS berjalan lambat. Akibatnya, penurunan suku bunga acuan, Fed Funds Rate (FFR), diperkirakan akan lebih terbatas. “Hal ini juga akan mendorong peningkatan yield surat utang pemerintah AS (US Treasury), baik untuk tenor jangka pendek maupun panjang,” tambahnya.

Dampak dari kebijakan AS ini telah memicu penguatan nilai tukar dollar AS secara global. Perry menyatakan bahwa perubahan tersebut telah memengaruhi preferensi investor global, yang kini lebih memilih untuk mengalihkan portofolio investasinya kembali ke AS.

“Akibatnya, berbagai mata uang dunia melemah, termasuk aliran keluar portofolio asing dari negara-negara Emerging Market (EM),” jelas Perry.

Baca Juga  Indeks Kepercayaan Industri per Desember 2024 Turun Imbas Kebijak

Ia juga menegaskan bahwa situasi ini memberikan tekanan berat bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, Perry menilai pentingnya penguatan respons kebijakan untuk memperkuat ketahanan ekonomi eksternal di tengah memburuknya kondisi global.

“Kita perlu meningkatkan koordinasi kebijakan untuk melindungi perekonomian kita dari dampak negatif rambatan global,” tutup Perry.

Dengan semakin kompleksnya dinamika ekonomi global, BI berkomitmen untuk terus memantau dan menyesuaikan kebijakan guna menjaga stabilitas ekonomi nasional.

“Penguatan respons kebijakan diperlukan untuk memperkuat ketahanan eksternal dari dampak negatif memburuknya rambatan global tersebut terhadap perekonomian di negara-negara EM, termasuk Indonesia,” pungkas Perry.

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *