in ,

Indef Beberkan Kunci Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Indef Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
FOTO: IST

Indef Beberkan Kunci Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Pajak.com, Jakarta – Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyampaikan analisis mengenai upaya mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen yang dicanangkan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Menurut Direktur Pengembangan Big Data Indef Eko Listiyanto, salah satu kunci utama untuk mencapai target ambisius tersebut adalah membangkitkan kembali daya beli masyarakat, terutama dalam 100 hari pertama masa pemerintahan.

“Kalau dalam 100 hari pertama pemerintahan Pak Prabowo tidak bisa membangkitkan daya beli, kita harus melupakan target pertumbuhan ekonomi 8 persen,” ujar Eko dalam diskusi publik bertajuk Ambisi Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Realistiskah?, di Jakarta pada Selasa (19/11).

Baca Juga  Tok! Pengawasan Aset Kripto Resmi Dipindahkan ke OJK

Ia menegaskan, tanpa perbaikan daya beli, target pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan sulit dicapai.

Konsumsi Rumah Tangga Jadi Penentu

Dalam kesempatan tersebut, Eko menjelaskan bahwa lebih dari separuh perekonomian Indonesia sangat bergantung pada konsumsi rumah tangga.

Saat ini, pertumbuhan konsumsi rumah tangga hanya berada di angka 4,9 persen per kuartal III-2024, lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi nasional. Angka ini menunjukkan penurunan daya beli masyarakat yang menjadi tantangan besar bagi pemerintahan baru.

Menurutnya, peningkatan daya beli adalah langkah awal yang sangat penting untuk membangun kepercayaan masyarakat dalam melakukan konsumsi.

“Daya beli masyarakat harus kita bangkitkan. Kalau tidak, akan sangat sulit untuk optimis dengan target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen,” lanjutnya.

Baca Juga  Celios Wanti-Wanti Pemerintah Tak Impor Bahan Makanan untuk Program Makan Bergizi Gratis

Secara historis, Indonesia sebenarnya pernah mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 8 persen, terutama di era Orde Baru pada tahun 1965-1997. Namun, kondisi tersebut tidak dapat dicapai tanpa kebijakan yang tepat sasaran dan fokus pada sektor-sektor strategis.

Eko mengungkapkan bahwa ketika Indonesia berhasil tumbuh di angka tersebut, sektor industri mencatatkan pertumbuhan dua digit, yang menjadi penopang utama ekonomi.

“Ketika kita tumbuh 8 persen, ya industri kita rata-rata itu tumbuhnya double digit, gitu. Bukan setara dengan pertumbuhan ekonomi atau bahkan di bawah pertumbuhan ekonomi,” kata Eko.

Kebangkitan Industri Diperlukan

Lebih lanjut, Indef menyoroti pentingnya kebangkitan sektor industri dan konsumsi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Pemerintah perlu memberikan sinyal kuat agar industri kembali bangkit, sehingga dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) dari sisi pengeluaran.

Baca Juga  Kemenkeu Klaim Program Makan Bergizi Gratis Tak Bebani APBN 2025

“Jadi kalau industri tidak bangkit, sebetulnya agak susah kita mengatakan apa iya bisa, gitu ya, dalam katakanlah 5 tahun ke depan,” jelasnya.

Adapun, target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dinilai sebagai dorongan positif untuk pemerintahan baru. Namun, Eko mengingatkan bahwa target ini bukan hanya sekadar angka, melainkan membutuhkan strategi yang jelas dan implementasi yang efektif.

BAGAIMANA MENURUT ANDA ?

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *